Implementasi Toleransi Kunci Sukseskan Penyelenggaraan Tahun Baru Imlek

Baca Juga

Solo – Solo kembali membuktikan diri sebagai kota yang sarat dengan nilai-nilai toleransi, terlihat dari penyelenggaraan perayaan Tahun Baru Imlek 2025 yang berlangsung penuh semarak dan kedamaian. Tidak hanya sekadar perayaan budaya, tetapi momen ini juga menjadi simbol keharmonisan antaragama dan antaretnis yang hidup berdampingan di tengah masyarakat.

Ketua Panitia Bersama Imlek 2025 Kota Solo, Sumartono Hadinoto, mengungkapkan antusiasme masyarakat yang begitu tinggi dalam menyambut perayaan ini. Sebanyak 5.000 lampion telah terpasang di berbagai sudut kota, seperti di depan Balai Kota Surakarta dan Jembatan Kalipepe. Kehadiran lampion-lampion ini memancarkan kehangatan budaya Tionghoa di tengah kota yang dihiasi semangat toleransi.

“Lampion-lampion ini hadir dalam berbagai warna, seperti merah, hijau, kuning, dan biru. Ada juga lampion berbentuk Shio, dewa-dewi, hingga Buddha Ketawa yang menambah daya tarik kawasan Pasar Gede,” ujar Sumartono.

Kehadiran ornamen-ornamen khas ini tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga menjadi simbol keragaman budaya yang hidup harmonis di Solo.

Dalam menjaga keberlangsungan dan keamanan perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2025, Gerakan Pemuda (GP) Ansor turut berperan aktif. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin, menegaskan bahwa pengamanan ekstra telah dipetakan di sejumlah wilayah, termasuk Daerah Khusus Jakarta hingga Kalimantan Barat.

Dukungan ini menjadi bentuk nyata solidaritas lintas komunitas demi menciptakan suasana aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat yang merayakan.

“Perayaan Imlek bukan hanya milik satu kelompok, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga bersama. Kami memastikan untuk memberikan pengamanan terbaik demi kesuksesan acara ini,” kata Addin.

Selain itu, semangat toleransi juga ditanamkan sejak dini melalui pendidikan. SD Warga Solo, salah satu sekolah nasionalis di kota ini, menggelar berbagai kegiatan menyambut Imlek sebagai bentuk edukasi toleransi bagi para siswa.

Juru Bicara Sekolah, Conchita Conie Silimalar, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 400 siswa dari berbagai jenjang, mulai dari playgroup hingga sekolah dasar.

“Maksud dan tujuan kita mengadakan perayaan Imlek di sekolah untuk mengenalkan pada para siswa bahwa sekolah kami adalah sekolah nasionalis. Ragam agama, budaya, dan etnis hidup berdampingan. Secara bergiliran, hari raya dari berbagai agama dirayakan untuk mengajarkan langsung bentuk-bentuk toleransi,” ujar Conchita.

Perayaan Imlek di Solo tahun ini tidak hanya menjadi momen kebahagiaan bagi warga Tionghoa, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai toleransi yang menjadi fondasi kuat keberagaman Indonesia. Dengan semangat saling menghormati dan menjaga kebersamaan, Solo menunjukkan bahwa harmoni dalam perbedaan adalah kunci sukses membangun masyarakat yang damai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kulon Progo Terapkan Langkah Pencegahan Maksimal Atasi PMK, Penutupan Pasar Hewan dan Vaksinasi Massal

Mata Indonesia, Kulon Progo - Pasar Hewan Terpadu Pengasih di Kulon Progo akan ditutup selama 14 hari mulai Sabtu (25 Januari 2025) hingga 7 Februari 2025 nanti. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Bumi Binangun.
- Advertisement -

Baca berita yang ini