MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kedatangan dua tamu istimewa. Pertama, perwakilan Bank Dunia (World Bank) dan selang beberapa hari kemudian dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Kedua lembaga ekonomi internasional tersebut sama-sama menyampaikan apresiasi dan pujian atas kepemimpinan Indonesia di G20 dalam mengatasi krisis global. Termasuk, memberikan penilaian positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik di tengah situasi sulit ini.
Presiden RI Jokowi menerima delegasi Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 14 Juli 2022.
Delegasi yang hadir yakni
- Axel van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations
- Manuela V Ferro selaku Regional Vice President East Asia and Pacific
- Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia and Timor-Leste.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, yang turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan, mengatakan bahwa Bank Dunia mengucapkan selamat atas Presidensi G20 Indonesia 2022. Delegasi Bank Dunia juga menaruh banyak harapan pada Indonesia dalam Presidensi G20 kali ini.
Selain itu, Bank Dunia juga memberikan penilaian yang positif atas perkembangan ekonomi Indonesia saat ini. Di antara negara-negara yang sekarang sedang menghadapi situasi yang serba sulit, Indonesia relatif bisa menjaga stabilitas perekonomian. Dengan menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi pada level sekitar lima persen.
Adapun, IMF juga mengapresiasi penyelenggaraan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers & Central Bank Governors’ Meeting /FMCBG) Negara G20 ketiga di Nusa Dua, Bali.
Pujian ini keluar dari Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, saat bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu 17 Juli 2022.
Kristalina bersama Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan, dan Representatif Senior IMF untuk Indonesia James Walsh.
Krisis global sebagai dampak pandemi dan Perang Rusia dan Ukraina membuat banyak negara terjerembab krisis ekonomi. Pertumbuhan melambat, inflasi meningkat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, IMF menyampaikan bahwa situasi inflasi yang melanda berbagai negara telah menyebabkan bank-bank sentral mengeluarkan kebijakan. Menaikkan suku bunga. Dengan begitu, berbagai negara miskin yang sekarang sudah dalam kondisi sangat rawan akan berada dalam kondisi yang makin sulit. Sudah terkena krisis pangan, dan terkena juga kemungkinan krisis keuangan.
”Seperti sekarang ini terjadi di berbagai negara Afrika dan juga bahkan negara seperti Sri Lanka. Ini akan menjadi sangat penting karena jangan sampai kemudian kemampuan dunia internasional untuk mencegah krisis menjadi makin lemah. Dan menyebabkan risiko makin tinggi,” ujar Sri Mulyani.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 belum berakhir, ekonomi Indonesia pada pada triwulan I-2022 mampu tumbuh kuat sebesar 5,01 persen (year-on-year/yoy). Capaian ini lebih baik dari beberapa negara lainnya, seperti
- Tiongkok (4,8 persen)
- Singapura (3,4 persen)
- Korea Selatan (3,07 persen)
- Amerika Serikat (4,29 persen)
- Jerman (4,0 persen).
Perekonomian global sendiri pada tahun ini tumbuh sebesar 3,6 persen hingga 4,5 persen.
Sementara itu, berbagai lembaga internasional seperti OECD, World Bank, ADB, dan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran antara 5 persen hingga 5,4 persen.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Catatan lainnya adalah neraca perdagangan Indonesia juga mencatat rekor dengan mengalami surplus 26 bulan berturut-turut dan inflasi rata-rata di bawah 5 persen.