MINEWS, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,08% atau naik ke level 6.257,33 pada akhir perdagangan Selasa, 18 Juni 2019.
Penguatan IHSG ditopang oleh seiring menguatnya indeks sektor property yang naik 3,38% dan sector Keuangan yang naik 1,41%. Investor asing juga mencatatkan penjualan bersih atau net buy pada hari ini sebesar Rp 383,43 miliar.
Kepala Riset Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya pun tetap optimis bahwa penguatan IHSG pada hari ini akan berlanjut pada esok hari, 19 Juni 2019. Ia pun meramalkan indeks bakal menguat dengan rentang support maupun resistance di level 6.123 hingga 6.336.
“Pola pergerakan IHSG masih terlihat kuat, peluang koreksi wajar jika terjadi masih dapat terus dimanfaatkan investor terutama jangka menengah panjang utnuk melakukan akumulasi pembelian, capital inflow juga tersinyalir masih akan dapat terjadi hingga beberapa waktu mendatang, hari ini potensi kenaikan masih terlihat pada IHSG,†ujar William, Selasa 18 Juni 2019.
Ia juga menganjurkan agar investor boleh mencermati dan mengoleksi sejumlah saham pada perdagangan esok hari seperti LSIP, TLKM, MYOR, HMSP, JSMR, KLBF, WIKA dan ASRI.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga ikut berpendapat. Lanjar menyebut pergerakan IHSG sepanjang hari ini dibayangi oleh sejumlah sentimen dari luar negeri seperti sikap investor yang terlihat wait and see menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) seakan mencari signal pada kemungkinan pemotongan suku bunga ke depan.
“Signal pemangkasan suku bunga AS pada bulan ini memudar setelah para pejabat The Fed memperdebatkan penurunan suku bunga untuk melindungi ekonomi AS setelah kerugian pada aset beresiko yang disebabkan oleh meningkatnya perselisihan perdagangan,†ujar Lanjar.
Sementara sentimen dari dalam negeri, Lanjar mengungkapkan bahwa prospek sektor properti yang masih cukup baik ke depan. Tercatat sejumlah saham real estate memimpin penguatan di antaranya CTRA naik 6,83%, PWON naik 6,34%, SMRA naik 6,06% dan BSDE naik 5,19%.
“Saham-saham tersebut memiliki Price to Sales ratio cenderung menarik dari rata-rata perusahaan sejenis,†kata Lanjar menambahkan.
Selain itu, Lanjar juga berkata dengan adanya peningkatan daya beli masyarakat di Indonesia dan Sikap dovish Bank Indonesia menyikapi biaya pinjaman atau suku bunga ke depannya, tentu tetap menjadi penopang bagi penguatan IHSG pada hari ini.
“Hal ini juga ditopang oleh penguatan nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat (AS) sebesar 01% ke level Rp 14.326 per dollar,†ujar Lanjar.
Untuk esok hari, Lanjar memprediksi IHSG akan tetap menguat. Indeks akan menguat dengan support dan resistance berada di level 6.210 hingga 6.278.
Sejumlah sentimen yang bakal membayangi laju indeks pada esok hari adalah investor masih akan terfokus pada keputusan bank sentral AS dan data pertumbuhan pinjaman dalam negeri. Sentimen lain investor akan melihat pergerakan harga jagung yang merosot 1,2% pada hari ini sebagai katalis sektor perternakan.
Sementara dari sisi teknikal, pergerakan penguatan pada IHSG cenderung kembali menguji resistance MA50 yang berada dikisaran level 6.278 setelah berhasil menutup gap dan mendekati level support MA200.
“Indikator Stochastic mulai berada pada area oversold dengan RSI yang terkonsolidasi membuka peluang penguatan secara teknikal dalam jangka pendek menguji kembali level resistance MA50,†ucap Lanjar.
Ia juga menganjurkan agar investor patut mencermati sejumlah saham yang dapat dicermati di antaranya BISI, LSIP, CPIN, MAIN, PGAS, PTBA, RALS. (Krisantus de Rosari Binsasi)