MINEWS, JAKARTA – Ekuitas Asia mayoritas mengalami sell off besar dengan pelemahan akibat krisis dari pergerakan spread Yield Curve tenor pendek dan panjang negatif. Termasuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup turun signifikan sebesar 114.02 poin ke level 6.411.25 pada Senin 25 Maret 2019.
Menurut analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, sektor Konsumer (-2.77 persen) dan Keuangan (-1.49 persen) memimpin kontributor pelemahan. Saham ICBP (-8.96 persen) dan BMRI (-3.02 persen) menjadi penekan.
Secara Fundamental, kata Lanjar, ICBP memiliki estimasi pertumbuhan pendapatan CAGR sebesar 7.2 persen selama 3 tahun berbanding perusahaan sejenis 2.6 persen. Namun memiliki estimasi pertumbuhan EPS secara CAGR lebih rendah dari perusahaan sejenis sebesar 6.4 persen berbanding 15.6 persen selama 3 tahun.
Faktor tersebut yang membuat ICBP terkoreksi cenderung lebih dalam dari saham-saham sektornya. Pada perdagangan Senin kemarin, lanjut Lanjar, investor asing tercatat net sell Rp 147.85 miliar dan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD yang melemah 0.16 persen ke level Rp 14.185 per dolar AS.
Lanjar menambahkan, IHSG secara teknikal IHSG break out support MA50 menuju supoort lower bollinger bands dikisaran 6350. “Pergerakan ini memberi pola pulled back trend line pada IHSG sehingga menguatkan trend bearish jangka menengah yang terus berkelanjutan jika tidak mampu break out dan kuat diatas 6500,” kata Lanjar.
Indikator stochastic dead-cross dan RSI bergerak curam menuju oversold. “Sehingga diperkirakan IHSG pada perdagangan Selasa 26 Maret 2019, masih akan bergerak tertahan melemah terbatas dengan support resistance 6350-6425,” ujarnya.
Adapun saham-saham yang telah melemah cukup signifikan dan dapat dicermati investor diantaranya JPFA, INDF, ICBP, GGRM, TLKM, PGAS, ERAA, AKRA.