IDI Minta Pintu Masuk Kedatangan Internasional Diperketat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Semakin meningkatnya jumlah penderita varian Omicron Covid-19 memang cukup mengkhawatirkan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih meminta pemerintah memperketat aktivitas keluar masuk dari Indonesia. Apalagi kasus varian Omicron sebagian besar disumbangkan pelaku perjalanan luar negeri.

”Ini mengisyaratkan bahwa seharusnya memang sebaiknya tetap kita perketat itu (perjalanan) yang dari luar, kalau tidak nanti volume kasusnya bertambah lagi,” kata Daeng, Sabtu 15 Januari 2022.

Daeng mengatakan, meski kasus Omicron dari transmisi lokal sudah terdeteksi, namun mayoritas kasus masih berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Dia mengatakan, pencabutan daftar 14 negara yang tak boleh masuk ke Indonesia membuat pemerintah wajib memperketat pengawasan di pintu kedatangan.

“Betul (daftar 14 negara), tapi seluruh negara dari mana pun harus ketat yang datang mau itu baik WNI dan WNA,” ujarnya

Daeng menambahkan, meski kasus Covid-19 dari varian Omicron memiliki gejala yang lebih ringan, namun kasus kematiannya masih ada. Masyarakat harus tetap mengantisipasi penularan varian B.1.1.529 tersebut.

Dia juga meminta, fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk mulai bersiap menghadapi gelombang Covid-19. “Kalau terjadi angka sakit yang cukup besar, ini yang kita khawatirkan. Akan terjadi kepanikan di masyarakat. Dan masyarakat tidak bisa di rumah saja. Kadang kalau merasa sakit kecenderungannya mencari tempat pelayanan,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini