MATA INDONESIA, JAKARTA – Upaya pemerintah Amerika Serikat untuk mengidentifikasi siapa-siapa saja pendukung supremasi kulit putih mendapat bantuan. Kali ini, bantuan itu datang dari negara tetangga, yakni Meksiko.
Pemerintah Meksiko mendesak agar AS menerima tawaran kerja sama itu, karena selama ini pendukung supremasi kulit putih kerap mengancap warga mereka. Apalagi, yang terbaru, penembakan brutal di El Paso, Texas dilakukan oleh seorang pendukung rasisme yang menewaskan delapan warga Meksiko.
Geram dengan ulah gila supremasi kulit putih, Meksiko juga meminta agar AS mau mengekstradisi pelaku penembakan agar dapat diadili dengan hukuman yang berat.
Desakan kerja sama tersebut tercantum dalam catatan diplomatik yang dipublikasikan Kementerian Luar Negeri Meksiko, yang menyatakan pemerintahnya ingin pihak berwenang AS untuk berbagai informasi kasus penembakan El Paso.
“Supremasi kulit putih sangat membahayakan masyarakat kami yang berada di AS,” kata Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam keterangan resminya, Rabu 8 Agustus 2019.
Catatan diplomatik Meksiko tersebut dialamatkan untuk kedutaan besar AS di Meksiko. Mereka mendesak agar AS segera mewujudkan pernyataan Donald Trump yang mengajak seluruh warganya mengutuk rasialisme, kefanatikan dan supremasi kulit putih.
Banyak pihak yang menyebut pernyataan Trump itu hanyalah omong kosong. Karena selama ini, para pendukung supremasi kulit putih yang melakukan teror, mulai dari Christchurch di Selandia Baru, sampai El Paso mengaku terinspirasi melakukan penembakan brutal dari Trump yang mereka anggap sebagai panutan kulit putih.