MINEWS.ID, JAKARTA – Seorang politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi, sepertinya mencoba menjawab dalang kerusuhan Papua-Papua Barat yang dituding Menko Polhukam Wiranto, Jum’at 30 Agustus 2019 malam. Menurut analisisnya, para pendukung mantan Hizbut Tahrir lah yang memframing dan mengompori agar terjadi gejolak di Indonesia melalui Papua-Papua Barat.
“Lihat sekarang, pendukung Hizbut Tahrir begitu bersemangat menyebarkan foto demo OPM dengan narasi yang provokatif, mereka ingin terjadi masalah,” begitu hasil analasis yang dia sebarkan melalui akun twitter @TeddyGusnaidi dan dikutip Sabtu 31 Agustus 2019.
Dia mengungkapkan framing yang diciptakan supaya pemerintah terlihat tidak tegas, sehingga menghancurkan kredibilitasnya.
“Mereka sama seperti OPM, memanfaatkan kasus rasisme untuk merdeka, dan pendukung khilafah Hizbut Tahrir, memanfaatkan OPM agar terus melakukan kegiatan,” begitu cuitan Teddy.
Menurut Teddy, mereka sengaja menyebarkan tantangan agar rakyat di luar papua menilai orang-orang Papua dengan berbagai tudingan. Mereka ingin daerah lain menghina rakyat Papua supaya terluka, sehingga bisa marah lalu bersatu dengan OPM untuk merdeka.
Maka dia mengajak masyarakat tidak terpancing framing yang dibuat oleh pendukung Hizbut Tahrir dan OPM, karena keduanya adalah organisasi teroris yang sedang dalam proses pemusnahan.
Rakyat Papua tidak ingin merdeka seperti framing kerusuhan selama ini, menurut Teddy, mereka hanya tidak ingin dihina.
Sebelumnya Menko Polhukam Wiranto dengan tegas menyatakan pemerintah sudah mengetahui pasti dalang di balik kerusuhan Papua-Papua Barat belakangan ini.
Presiden Jokowi bahkan memerintahkan proses hukum yang tegas kepada perusuh Papua-Papua Barat.
2. Demonstrasi di papua masalah rasisme bukan masalah minta merdeka, rakyat papua mendukung Jokowi karena Jokowi peduli trhdp papua. Saat demo, ada OPM masuk di tengah, mengibarkan bendera bintang kejora, lalu di framing oleh OPM dan bbrp pihak seolah2 rakyat papua minta merdeka.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
3. Tapi saya melihat ada korelasi antara sikap rasisme dengan framing papua merdeka, setelah melihat begitu banyak kelompok anti Jokowi memframing seolah-olah papua ingin merdeka. Jadi gejolak di papua bukan soal minta merdeka, tapi kasus rasisme yang terjadi di surabaya.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
4. Coba lihat, ada yag melakukan rasisme lalu dalam sekejap ada yg minta merdeka. Urusannya apa coba? gak nyambung kan? apakah ini menjadi satu bagian dari strategi? apakah OPM kerjasama dengan pelaku rasis? atau OPM menunggu momen seperti ini agar ada alasan untuk minta merdeka?
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
5. Yg melakukan rasisme orang per orang, bukan negara dan negara sudah bertindak, lalu kenapa jadi negara yg disalahkan sehingga minta merdeka? Ini jelas gak nyambung, tapi kalau kerjasama membuat keresahan antara otak pelaku rasis dgn OPM, bisa nyambung. Ini yg harus ditelusuri.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
6. Yg wajar itu ketika OPM atau organisasi manapun melakukan demo soal rasisme, mendesak pemerintah menangkap pelaku rasisme, itu masih sejalan dengan kasus. Lah.. ini yang diframing mau merdeka. Ini jelas bukan pesanan rakyat papua, ini pesanan pendonor.. kan jelas gak nyambung.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
7. Kalau warga papua tersinggung dengan rasisme, sangat wajar, saya saja yang bukan orang papua marah, tapi kalau minta merdeka, tentu warga papua tidak seperti itu, makanya OPM jangan pernah klaim mewakili warga papua, mereka mewakili pendonor..
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
8. Jadi hrs bisa bedakan, mana demo soal rasis, mana kelompok radikal yg mau merdeka. Ini jangan dicampur aduk. OPM jangan juga jadi pengecut, bawa saja kepentingan OPM, gak perlu berdalih soal rasis, karena yg OPM lakukan adalah tindakan rasis. Rasis kok seolah menentang rasis?
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
9. Kalau mau merdeka ya cabut kewarganegaraan, otomatis sudah merdeka dari Indonesia. Tapi sebagai orang asing, tentu tidak bisa menikmati pelayanan dari negara. Jangan pelayanan mau, tapi sama Indonesia gak mau, itu namanya teroris nanggung.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
10. Mau merdeka kok minta? mau merdeka kok gak modal? Mau merdeka ya tinggal sana di gurun pasir, lepas dari Indonesia, gak ada yang bakal menahan. Ada 100 OPM ingin merdeka, ya sudah minggat dari papua dan Indonesia. Simple kan? Jadi teroris kok nanggung?
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
11. Lihat sekarang, pendukung Hizbut Tahrir begitu bersemangat menyebarkan foto demo OPM dengan narasi yang provokatif, mereka ingin terjadi masalah. Makanya saya tanya, apakah ada korelasinya semua ini? Apakah OPM dan Hizbut Tahrir bekerjasama? membuat drama rasisme ini?
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
12. Pemerintah sdh bertindak, mereka framing supaya terlihat tdk tegas, dgn tujuan agar kredibilitas pemerintah dipertanyakan. Mereka sama seperti OPM, memanfaatkan kasus rasisme untuk merdeka, dan pendukung khilafah Hizbut Tahrir, memanfaatkan OPM agar terus melakukan kegiatan.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
13. So.. sekali lagi, demonstrasi terjadi karena ada tindakan rasis, bukan karena ingin merdeka. Yang perlu ditelusuri setelah ini adalah, apakah ada hubungannya antara project rasis ini dengan project OPM? Karena terlalu kelihatan, atau terlalu buruk skenarionya, tidak natural.
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
14. Soal kasus rasisme, tentu kita harapkan pemerintah tegas terhadap pelakunya. Kalau soal OPM, kurang tegas apa lagi? dari pemerintahan sebelumnya, sudah banyak OPM yg ditembak mati oleh pemerintah dan banyak yang menyerah.. Buktinya, papua selama ini tentram-tentram saja kan?
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
15. Mereka sengaja menyebarkan tantangan agar supaya rakyat diluar papua menjudge orang-orang papua dengan berbagai tudingan. Mereka ingin daerah lain menghina rakyat papua agar supaya rakyat papua yang terluka, bisa marah lalu bersatu dengan OPM untuk merdeka. Sudah terbaca..
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019
16. Ayo jangan terpancing framing yang dibuat oleh pendukung Hizbut Tahrir dan OPM, mereka dua organisasi teroris yang sedang dalam proses pemusnahan. Rakyat Papua tidak ingin merdeka, mereka hanya tidak ingin dihina. Masalahnya hanya itu saja..
Terima kasih
— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) August 30, 2019