MATA INDONESIA, JAKARTA – Industri perhotelan dilaporkan tengah laris-manis di masa PSBB transisi ini, usai sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, hingga 14 Juli 2020, peningakatan jumlah pemakai jasa hotel sudah membaik di sejumlah wilayah.
“Untuk resort hotel tingkat hunian sedikit lebih baik tetapi ini hanya terjadi pada akhir pekan,” kata Hariyadi dalam RDP bersama Komisi X DPR RI, Selasa 14 Juli 2020.
Khususnya hotel di wilayah Bandung, pengunjung sudah mulai ramai pada akhir pekan. Sementara di ibu kota DKI Jakarta, tingkat hunian hotel naik 5 persen, Batam 3 persen, Bali 1 persen.
Kemudian di Surabaya 10 persen, Makassar 6 persen, Yogyakarta 10 persen, Semarang 15 persen, dan Medan 10 persen.
Hariyadi kepada DPR RI melaporkan, beberapa kegiatan pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) dan pernikahan sudah mulai berjalan. Namun, kapasitasnya masih 50 persen. Meski begitu, para pengusaha hotel masih tetap merumahkan sebagian pekerja.
Selain itu mayoritas hotel mengalami kerugian keuangan. Cadangan modal kerja pun telah habis digunakan untuk menutupi minimnya pendapatan hotel.
Hariyadi menambahkan berkurangnya jumlah penerbangan dan mahalnya biaya tes Covid-19 untuk penumpang pesawat memberi berdampak pada demand hunian hotel di daerah menurun drastis.