Horor, Warga Asing Mulai Tinggalkan Shanghai

Baca Juga

MATA INDONESIA, SHANGHAI – Suasana di Shanghai semakin mencekam. Imbas dari penyebaran Covid-19 di kota ini, Pemerintah Cina telah memberlakukan lockdown ketat di seluruh wilayah.

Sebagian besar penduduk asing atau ekspatriat mulai meninggalkan Shanghai. Hal ini merusak daya tarik kota paling kosmopolitan di selatan Cina ini. Dan ini mendorong orang lain untuk memikirkan kembali masa depan mereka di kota metropolitan tersebut.

”Jumlah orang asing di Cina telah berkurang setengahnya sejak pandemi dan dapat berkurang setengahnya lagi musim panas ini,” kata Presiden Kamar Dagang Eropa, Joerg Wuttke.

Sekolah internasional Inggris Wellington College International Shanghai mengirim surat kepada orang tua pada 15 April. Surat tersebut menyatakan bahwa beberapa guru di sekolah tersebut ingin kembali ke negara asal mereka.

Beberapa keluarga sedang mempertimbangkan kembali masa depan mereka di Shanghai. Dan memperpanjang batas waktu bagi orang tua untuk menarik anak-anak mereka dari sekolah.

Survei Kamar Dagang Amerika pada April menemukan, 44,3 persen responden mengatakan, mereka akan kehilangan staf ekspatriat jika pembatasan Covid-19 tetap berlaku hingga tahun depan. Pembatasan di Shanghai awalnya hanya untuk lima hari. Tetapi pembatasan terus  hingga minggu keempat, dan tidak ada kejelasan kapan pembatasan tersebut selesai.

Beberapa ekspatriat yang telah meninggalkan Shanghai mengatakan, mereka harus menempuh upaya yang sulit untuk mencapai bandara. Mereka harus membayar taksi dengan harga tinggi yaitu mencapai 500 dolar AS. Padahal biasanya mereka hanya membayar taksi seharga 30 dolar AS.

Para ekspatriat juga harus berjuang melawan pekerja yang menghalangi kepergian mereka. Para ekspatriat juga terdampar di bandara setelah penerbangan mereka tiba-tiba batal.

Salah satu ekspatriat menggambarkan bagaimana dia dan putrinya yang berusia lima bulan tidur di lantai Bandara Pudong selama seminggu. Dan kehabisan makanan. Dia terpaksa menginap di bandara karena memiliki masalah dengan dokumen bayinya, yang membuat dia tidak bisa naik pesawat. Penguncian telah menutup kantor visa dan banyak perusahaan administrasi di Shanghai

Shanghai adalah basis bagi sebaian besar perusahaan multinasional dan telah lama menjadi magnet bagi ekspatriat. Shanghai menjadi rumah bagi 164 ribu penduduk asing tahun lalu. Jumlah tersebut menurun dari 2018, dengan 215 ribu pemegang visa kerja.

Seorang warga asing Jennifer Li berencana meninggalkan Shanghai. Dia telah sebelas tahun tinggal di kota tersebut. Li menggambarkan bagaimana dia dan keluarganya mengalami kesulitan mendapatkan makanan, dan ketakutan akan dipisahkan dari anggota keluarga jika terinfeksi Covid-19.

”Penanganan Covid-19 membuat kita sadar betapa nyawa manusia dan kesehatan mental manusia tidak penting bagi pemerintah ini,” ujar Li.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini