MATA INDONESIA, BUENOS AIRES – Argentina menjadi negara pertama di Amerika Latin yang mengakui identitas gender non-biner dalam kartu identitas dan paspor nasionalnya. Kebijakan ini menawarkan individu pilihan untuk menandai jenis kelamin mereka sebagai ‘X.’
Pertama untuk wilayah tersebut, setiap pemohon yang tidak mengidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan dapat mencentang kotak ketiga yang akan mencakup berbagai pilihan, termasuk non-biner, menurut keputusan yang diterbitkan dalam Lembaran Negara.
Penggunaan “x” telah diterima oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan termasuk orang-orang yang mengidentifikasi di luar definisi gender tradisional.
Pada upacara di Museum Bicentennial, di sebelah Casa Rosada, di Buenos Aires pada Rabu (21/7), Presiden Alberto Fernández secara pribadi menyerahkan tiga dokumen pertama yang dikeluarkan berdasarkan aturan baru kepada individu yang telah mengambil opsi tersebut.
“Ada identitas lain selain laki-laki dan perempuan, dan mereka harus dihormati,” kata Presiden Alberto Fernández dalam pidatonya, menambahkan bahwa ada seribu cara untuk mencintai dan dicintai dan bahagia, melansir Buenos Aires Times, Kamis, 22 Juli 2021.
“Pemerintah seharusnya tidak peduli dengan gender warganya. Ada identitas lain selain laki-laki dan perempuan dan harus dihormati,” ucap pemimpin Peronis, yang pada acara tersebut didampingi oleh juru kampanye, warga non-biner, Menteri Dalam Negeri Eduardo de Pedro dan Menteri Perempuan, Gende, dan Keanekaragaman, Elizabeth Gómez Alkorta.
Sebagaimana diketahui, Presiden Fernández telah menjadi pendukung reformasi sosial progresif, mendorong undang-undang melalui aborsi yang dilegalkan di Argentina akhir tahun lalu.
Sementara sang putra, Estanislao Fernández, adalah mahasiswa desain dan waria terkenal, yang menggunakan nama panggung ‘Dyhzy.’
“Ini adalah langkah yang kami ambil dan saya harap suatu hari kita sampai pada titik di mana identitas tidak mengatakan apakah seseorang itu laki-laki, perempuan atau apa pun,” sambung Presiden Fernández.
Argentina juga baru-baru ini memperkenalkan kuota untuk pekerja transgender di pegawai negeri dan menjamin mereka satu persen dari pekerjaan negara.
“Hak atas identitas memiliki hubungan langsung dan tak terpisahkan dengan hak untuk tidak mengalami diskriminasi, atas kesehatan, atas privasi, dan untuk menjalankan rencana hidup seseorang,” demikian keputusan presiden.
Federasi LGBT Argentina (Federación Argentina LGBT) merayakan apa yang mereka definisikan sebagai kemajuan bersejarah dalam masalah hak. Federasi juga memuji aktivitas organisasi yang telah berjuang mendorong reformasi.
“Meskipun penggunaan ‘X’ tidak sepenuhnya inklusif, sebagai pengakuan atas berbagai identitas yang ada, ini merupakan langkah penting menuju kesetaraan hak yang nyata,” kata Federasi dalam sebuah pernyataan.