Hore! Ribuan Guru Bakal Dapat Rumah Dinas, Kemendikbud Gelontorkan Anggaran Rp 18 Triliun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun 2020 sebesar Rp 18,334 triliun. Anggaran tersebut rencananya dimanfaatkan salah satunya untuk membangun ribuan rumah dinas guru.

“PAUD reguler Rp 0,3 triliun, SD reguler Rp 6,2 triliun, SMP reguler Rp 4,346 triliun, SMA reguler Rp 2,645 triliun,” kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat kerja (raker) di Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020.

Nadiem kemudian menjelaskan sembilan poin pemanfaatan DAK fisik. Anggaran belasan triliun rupiah itu akan digunakan di antaranya untuk rehabilitasi 31.009 ruang belajar, pembangunan 6.473 ruang kelas, pembangunan 7.773 toilet, pembangunan 278 ruang kelas inklusif dan pembangunan 1.463 rumah dinas guru.

Berikut perincian DAK Fisik 2020 Kemendikud:

– PAUD reguler Rp 0.307 triliun
– SD reguler Rp 6,2 triliun, afirmasi Rp 0,3 triliun
– SMP reguler Rp 4,346 triliun, afirmasi Rp 0,145 triliun
– SMA reguler Rp 2,645 triliun, afirmasi Rp 0,073 triliun
– SMK Rp 3,866 triliun
– SKB Rp 0,319 triliun
– SLB Rp 0,129 triliun

9 poin pemanfaatan DAK Fisik:
1. Rehabilitasi 31.009 ruang belajar
2. Pembangunan 6.473 ruang kelas
3. Pembangunan 7.773 toilet
4. Pembangunan 278 ruang kelas inklusif
5. Pembangunan 1.463 rumah dinas guru
6. Pembangunan 2.789 ruang perpustakaan
7. Pengadaan 4.776 alat kesenian tradisional
8. Pengadaan 1.552 alat permainan edukatif PAUD
9. Dukungan 2.055 alat praktik utama untuk dukungan vokasi

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini