MATA INDONESIA, TOKYO – Bulutangkis adalah cabang olahraga yang diandalkan Indonesia mendulang medali emas Olimpiade 2020. Salah satu harapan ada di ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Olimpiade 2020 akan dimulai 23 Juli hingga 8 Agustus. Sebagian atlet Indonesia sudah berada di Tokyo jelang upacara pembukaan. Sedangkan sebagian atlet lainnya dalam perjalan.
Sejak Olimpiade 1992, bulutangkis menjadi andalan Indonesia meraih medali emas. Kala itu, emas disumbang Susy Susanti dan Alan Budikusuma di nomor tunggal putri dan tunggal putra.
Bulutangkis hanya satu kali gagal menyumbang emas Olimpiade, yakni di 2012 London. Selebihnya, lagu ‘Indonesia Raya’ selalu berkumandang di negeri orang.
Tahun ini, bulutangkis kembali dijagokan meraih medali emas Olimpiade. Selain ganda putra, ganda campuran juga diharapkan bisa menyumbang medali emas. Kali ini, beban ada di pundak Praveen/Melati. Mereka diharapkan bisa mengulang prestasi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang mendulang medali emas di Olimpiade 2016.
Rasanya wajar menggantungkan harapan pada pasangan yang dijuluki ‘Honey Couple’ itu. Pasalnya, prestasi mereka selama dipasangkan cukup baik. Praveen/Melati menjuarai Denmark Open 2019, French Open 2019, dan All England 2020.
Pasangan yang sering bikin baper ini karena selalu menolak disebut menjalin hubungan kasih, juga mampu medali meraih emas SEA Games 2019. Tapi, laju mereka tentu tidak mudah. Sebagai peringkat empat dunia, Praveen/Melati akan mendapat saingan berat dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Cina), Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dan beberapa pasangan lain.
Praveen/Melati menjadi satu-satunya wakil Indonesia di ganda campuran. Mereka berada di Grup C bersama Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark), dan Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville (Australia).
Di laga perdana, Praveen/Melati akan menghadapi Simon/Gronya, kemudian Christiansen/Boje, dan Yuta/Arisa.
“Melihat drawing cukup baik, dalam catatan pertemuan kami belum pernah kalah, tapi ini kan Olimpiade. Jadi, siapapun lawannya tidak boleh lengah,” ujar Melati.
“Satu langkah demi satu langkah saja dulu. Semua lawan harus diwaspadai, tidak boleh fokus ke salah satu,” katanya.
Membedah rekor pertemuan dengan lawan-masing-masing, saingan berat datang dari Yuta/Arisa. Keduanya sama kuat 2-2, tapi dalam dua pertemuan terakhir, Praven/Melati selalu kalah.
Sementara melawan Christiansen/Boje, Praveen/Melati unggul rekor pertemuan 2-0. Sedangkan dengan Simon/Gronya keduanya belum pernah berjumpa.
“Mau lawan siapapun harus siap, fokus, dan jaga kondisi. Kita optimis bisa lolos dari grup ini,” kata Praveen.