Hindari Varian Omicron, Jepang Langsung Tutup Perbatasan

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Perdana Menteri Fumio Kishida menegaskan bahwa Jepang akan menutup perbatasan untuk warga negara asing, termasuk wisatawan, mahasiswa, pekerja magang, hingga mereka yang memiliki kepentingan bisnis di Negeri Sakura.

Langkah ini ditempuh pemerintah karena khawatir akan varian baru bernama Omicron. Sebagaimana mana diketahui, strain B.1.1.529 dari virus corona ditemukan pertama kali di negara-negara Afrika selatan, khususnya Bostwana.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa varian baru ini jauh lebih mengkhawatirkan dari varian Delta. Sementara sejumlah ahli mengatakan, virus corona varian Omicron berpotensi 500 persen lebih menular daripada varian sebelumnya, Delta.

“Ini adalah tindakan pencegahan, darurat untuk menghindari skenario terburuk,” kata Kishida kepada wartawan di Kantor Perdana Menteri, melansir Japan Times, Senin, 29 November 2021.

Larangan masuk tidak berlaku bagi warga asing memiliki izin tinggal dan warga negara Jepang. Namun, mereka yang memasuki kembali Jepang yang bepergian dari 14 negara di mana kasus varian Omicron telah dikonfirmasi, diwajibkan untuk menjalani karantina di fasilitas yang ditunjuk pemerintah, kata Kishida.

“Ini adalah ukuran yang luar biasa untuk sementara waktu hanya sampai kita tahu lebih banyak tentang varian Omicron,” sambungnya.

Meski tercatat sebagai negara dengan angka vaksinasi yang tinggi, Perdana Menteri Kishida juga mendesak masyarakat untuk tetap tenang dan mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker dan menjaga jarak sosial.

Kishida juga mengatakan, sudah ada satu wisatawan asal Namibia yang dinyatakan positif Covid-19. Tidak jelas apakah orang tersebut terinfeksi varian Omicron, tetapi sampel telah dikirim ke laboratorium untuk membuat penentuan itu, sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu empat hingga lima hari, tambahnya.

Padahal pada 8 November, Jepang mulai mengizinkan masuk mahasiswa asing dan pemagang teknis untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir. Namun, mereka harus dikarantina selama 14 hari, rentang yang akan dipersingkat menjadi 10 hari jika telah divaksinasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini