MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemikiran jihad global dikenalkan oleh Al Qaeda dan disebarkan ke seluruh dunia sebagai bagian dari strategi panjang memerangi negara-negara barat khususnya Amerika. Mantan narapidana terorisme dan penulis buku ‘Internetistan Jihad Zaman Now’ Arif Budi Setyawan menilai Al Qaeda sekarang ingin menghidupkan jihad di tengah umat Islam.
“Al Qaeda membutuhkan dukungan dan kehadiran kelompok-kelompok jihad yang baru di seluruh dunia untuk menjadikan jihad sebagau jalan perjuangan yang populer di dunia Islam,” kata Arif kepada Mata Indonesia News, Rabu 24 Februari 2021.
Ia mengaku propaganda jihad global mendapat antusiasme positif dari kelompok teroris karena dinilai sebagai perbuatan amal dengan tingkat global. Namun di tengah perjalanan, arahnya semakin kabur karena beberapa kelompok berimprovisasi.
Seperti yang terjadi di Indonesia, awalnya eksperimen jihad mengikuti Al Qaeda dengan menyasar Yahudi dan Amerika serta sekutunya bergeser karena menyesuaikan dengan kemampuan kelompok teroris.
Maka terjadilah sejumlah insiden pengeboman yaitu Bom Bali I (2002), Bom Bali II (2005), Bom JW Marriot (2003), Bom Kedubes Australia (2009) dan Bom JW Marriot-Ritz Carlton 2009, semuanya menyasar warga negara barat dan Amerika.
Arif menilai bahwa hal ini dilatarbelakangi kemampuan teroris yang terbatas sehingga tidak bisa menjangkau negara-negara tersebut.
“Semua itu terkait dengan kemampuan dan ketidakmampuan para pelaku. Tidak mampu menyerang Amerika (warga negaranya) maka dipilihlah Bali yang ada warga negara Amerika dan bercampur dengan warga negara asing lain,” kata Arif.
Sama halnya dengan penyerangan Kedutaan Besar Australia, hal ini merupakan alternatif karena tidak bisa menyerang Kedutaan Besar Amerika.
