MATA INDONESIA, SHANGHAI – Raksasa e-commerce Cina, Alibaba Group Holding Ltd memecat beberapa pegawai menyusul laporan seorang karyawan yang mengalami pelecehan seksual oleh bos dan kliennya.
Skandal tersebut merebak ke permukaan usai seorang pegawai perempuan Alibaba menuliskan apa yang dialaminya di situs microblogging Cina, Weibo. Sontak laporan sebanyak 11 halaman dalam bentuk PDF itu memicu kekisruhan di dunia maya.
Perempuan yang tidak mengungkapkan identitasnya itu menuduh bosnya memaksanya melakukan perjalanan bisnis dengannya untuk bertemu dengan salah satu klien timnya di kota Jinan, sekitar 900 kilometer (560 mil) dari kantor pusat Alibaba di Hangzhou.
Berdasarkan pengakuan perempuan itu, pada malam 27 Juli, sang klien menciumnya. Setelah mengonsumsi alkohol, dia terbangun di kamar hotel – keesokan harinya, dengan tanpa pakaian dan tidak ingat apa yang terjadi pada malam sebelumnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa bosnya keluar-masuk kamarnya sebanyak empat kali sepanjang malam. Hal ini diketahuinya usai mendapatkan rekaman CCTV dari pihak hotel, tempat mereka bermalam.
Sekembalinya ke Hangzhou, ia melaporkan kejadian itu ke HRD dan jajaran manajemen pada 2 Agustus, meminta atasannya dipecat dan cuti. Pihak HRD awalnya sepakat, namun katanya, mereka tidak melanjutinya.
Meski begitu, pihak Alibaba mengungkapkan bahwa tidak ada toleransi untuk pelanggaran seksual. Sementara pihak kepolisian di Kota Jinan mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki insiden tindakan asusila tersebut.
“Alibaba Group memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap pelanggaran seksual dan memastikan tempat kerja yang aman untuk semua karyawan kami adalah prioritas utama Alibaba,” kata juru bicara Alibaba dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.
“Kami telah menangguhkan pihak-pihak terkait yang dicurigai melanggar kebijakan dan nilai-nilai kami dan telah membentuk satuan tugas internal khusus untuk menyelidiki masalah ini dan mendukung penyelidikan polisi yang sedang berlangsung,” sambung pernyataan tersebut.
CEO Alibaba Daniel Zhang dalam memo yang dipublikasikan Alibaba, mengatakan bahwa pihak-pihak terkait harus meminta maaf, termasuk pihak HRD dan jajaran manajemen.
“Bukan hanya HRD yang harus meminta maaf. Manajer departemen bisnis terkait juga bertanggung jawab dan harus meminta maaf atas kebisuan dan kegagalan mereka untuk merespons secara tepat waktu,” tulis Zhang.
“Mulai dari saya, mulai dari manajemen, mulai dari sumber daya manusia, semua orang di Alibaba harus berempati, merenung, dan mengambil tindakan,” sambungnya.
Pada Juli, skandal seks lain mengguncang Cina ketika penyanyi pop Cina-Kanada, Kris Wu secara terbuka dituduh oleh seorang mahasiswa di Negeri Tirai Bambu berusia 18 tahun karena membujuknya dan gadis-gadis lain – beberapa di antaranya di bawah 18 tahun, untuk melakukan hubungan badan dengannya.
Insiden itu menghidupkan kembali diskusi tentang gerakan #MeToo di Cina, dan polisi di Beijing kemudian menangkap Wu, yang telah membantah tuduhan tersebut.