Indonesia menjadi negara ke-3 di dunia yang mampu memproduski medium tank setelah Jepang dan Polandia. Hal ini menunjukkan bahwa industri pertahanan di Indonesia terus berkembang karena mampu memproduksi sendiri kendaraan tempur.
Medium tank yang dibuat di Bandung ini dikenal dengan nama Harimau ini membuktikan juga bahwa Indonesia tidak hanya bisa memproduksi pesawat dan kapal perang. Menurut data Pindad tahun 2020, 18 unit Medium Tank Harimau sudah dipesan dan periode kontrak pengerjaannya dari tahun 2020-2023.
Pindad dan FNSS Defence Systems (Turki) juga tengah melakukan upgrade sistem untuk diproduksi massal dan akan menjalani pengiriman perdana pada tahun 2022. Hal ini bertujuan untuk terus meningkatkan keaandalan tank spesialis tempat di wilayah tropis yang didominasi oleh hutan. Alhasil, Malaysia dan Filipina menjadi negara di ASEAN yang tertarik untuk membeli tank ini.
Adapun kecanggihan Tank Harimau meliputi two-man turret caliber 105 mm dan senapan mesin caliber 7,62 mm untuk daya gempur maksimum. Harimau Medium Tank juga didesain khusus untuk daerah operasi tropis hutan karena memiliki bobot yang lebih ringan dari Main Battle Tank.
Selain itu, desain medium tank dibuat sesuai dengan kriteria dan kebutuhan dari pengguna dan menyesuaikan strategi pertempuran modern. Maka, beberapa keunggulan seperti pertahanan balistik dan anti ancaman ranjau dinilai bisa menjadi keunggulan yang sangat membantu di medan perang.
Teknologi terbaru seperti Battlefield Management System juga menjadi sebuah keunggulan bagi tank ini karena alat komunikasi modern ini bisa memantau ancaman terhadap dirinya sendiri. Medium Tank berbobot maksimal 35 ton dan memiliki kecepatan maksimal 70 km/jam ini mampu menampung tiga orang kru yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret caliber 105 mm.