Hasil Survey Pew Research Center, Reputasi Angela Merkel Lampaui Trump dan Putin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, nama Kanselir Jerman Angela Markel menempati posisi teratas sebagai pemimpin negara yang memiliki reputasi baik di mata dunia. Merkel mendapat dukungan terbanyak yaitu 76 persen responden di sejumlah negara yang disurvei.

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron berada di peringkat kedua. Parahnya, Presiden AS Donald Trump mendapat penilaian terburuk dari jajaran pemimpin dunia lain.

Hal senada juga dialami oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Namun, keduanya masih lebih baik dari Trump.

Peringkat Presiden Donald Trump rendah secara keseluruhan, terutama di Belgia, di mana hanya 9 persen responden memiliki pandangan positif tentang Trump.

Sementara orang Jepang menilai AS positif, meskipun hanya 25 persen yang menyatakan kepercayaannya pada Donald Trump.

Di Prancis, hanya 31 persen yang melihat AS secara positif, level serendah itu tercatat pada tahun 2003, ketika kedua negara berselisih tentang perang yang dipimpin AS di Irak.

Sedangkan orang Jerman sangat negatif menilai citra internasional AS, dengan hanya 26 persen yang memberi penilaian positif.

Dari negara yang disurvei, hanya Korea Selatan yang mayoritas penduduknya memiliki pandangan positif tentang AS, dengan 59 persen dukungan.

Hasil survei Pew juga menunjukkan bahwa citra AS semakin anjlok karena dianggap buruk menanggapi pandemi corona.

Pew menggunakan data dari survei di 13 negara dengan seluruhnya 13.273 responden dewasa. Survei dilaksanakan dari 10 Juni hingga 3 Agustus.

Negara-negara yang disurvei adalah Kanada, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swedia, Inggris, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Wawancara hanya dilakukan lewat telepon karena pembatasan sosial terkait pandemi corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini