MATA INDONESIA, JAKARTA-Hasil pertanian seperti tempe, kelapa, dan rempah-rempah dapat menggerakkan pemulihan ekonomi nasional yang menurun akibat pandemi Covid-19.
Ketua Tim Perumus Dr. (C). Hj. Masrura Ram Idjal mengatakan hal ini dapat dilakukan apabila modal sosial budaya dapat dikomodifikasi dan ditransformasi menjadi modal ekonomi, serta dapat diproduksi secara masal dan digunakan secara luas oleh masyarakat guna mengerakkan perekonomian dalam rangka membantu pemulihan perekonomian nasional.
Industri kecil dan menengah (IKM) pada sektor makanan minuman pun menjadi penyumbang terbesar PDB bila dibandingkan dengan perusahaan besar. Tenaga kerja yang diserap pun mencapai 42,5 persen dari total jumlah pekerja di semua sektor IKM.
“Aneka pangan kita telah banyak dikenal di seluruh penjuru dunia. Rendang, tempe, tahu, gudeg, sate, bakso dan nasi goreng, adalah sederetan sebagian kecil dari masakan khas Indonesia yang telah dikenal di dunia,” katanya.
Indonesia dengan keberagaman adat, suku, dan budaya memiliki keanekaragaman kuliner sesuai daerahnya masing-masing. Jika ini dikemas dengan baik dan didukung ilmu pengetahuan serta teknologi, akan menjadikan Indonesia sebagai destinasi kuliner terbesar di dunia.
Untuk itu, perlu juga membangun literasi digital bagi pelaku UMKM untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional di sektor kuliner.
Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan bahwa modal sosial dan budaya perlu dimaksimalkan untuk atasi krisis.
“Penggunaan modal sosial dan budaya dapat mendorong pemulihan bangsa akibat krisis dan terciptanya tatanan kebiasaan baru,” katanya.
Dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini, perlu adanya upaya pemulihan ekonomi nasional dengan mendayagunakan kekuatan modal sosial dan budaya yang telah berkembang di masyarakat dan perlu digali dan ditransformasikan ke dalam pengembangan institusional, ekonomi, dan human capital.