Hasil Laporan BIN, Sejumlah RS Wilayah Jabar dan Jateng Alami Penurunan BOR

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengatakan, wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng) cukup serius menangani penyebaran Covid-19 dengan cara menggencarkan program vaksinasi massal.

Upaya dua wilayah yang masuk zona merah tersebut membuahkan hasil yang menggembirakan, di mana sejumlah Rumah Sakit (RS) di dua provinsi tersebut mengalami penurunan Keterisian Tempat Tidur (BOR).

“Penurunan BOR di beberapa daerah seperti Jawa Barat dari 86 persen pada pekan lalu, menjadi 79 persen. Di Jawa Tengah, tingkat keterisian turun dari 86 menjadi 76 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Penjelasan ini merujuk pada hasil pengamatan yang dilakukan BIN atas dinamika pandemi Covid-19 di Indonesia. Selain penurunan BOR RS, Wawan mengungkapkan bahwa ada peningkatan kapasitas rumah sakit umum/darurat, ketersediaan tenaga medis, dan obat-obatan. Kemudian, ada peningkatan testing, tracing, dan treatment (3T).

“Lalu ada percepatan realisasi Bansos dan peningkatan program padat karya. Selanjutnya, ada penambahan ketersediaan vaksin disertai penambahan sentra-sentra vaksinasi,” katanya.

Wawan juga menegaskan bahwa sesuai amanat UU Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, BIN mempunyai kewenangan dalam mengawasi dan mengatasi penyebaran Covid-19.

Menurutnya, ancaman kesehatan merupakan bagian dari keamanan manusia yang merupakan ranah kerja BIN. Dengan dasar tersebut, BIN turut serta berpartisipasi aktif membantu Satgas Penanganan Covid-19.

Sebagai contoh, BIN melakukan vaksinasi Covid-19 door to door secara serentak di 14 provinsi daerah episentrum dan menyasar 19 ribu warga. Ada 15 kabupaten/kota dan 32 titik, di antaranya di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.

“Metode vaksinasi yang dipakai BIN ini mengadopsi sistem door to door ini dari beberapa negara, seperti Afrika, Georgia, Eropa, Filipina, termasuk Amerika Serikat,” ujarnya.

Badan Intelijen juga terlibat dalam dalam pelacakan atau tracing. Pada awal pandemi Maret 2020 lalu, lembaga ini membentuk Tim Reaksi Cepat Penanganan Covid-19 yang melibatkan BIN, TNI dan Polri.

Pada saat itu, lembaga ini mempunyai tugas utama untuk melacak warga yang telah terkena Covid-19 dan warga yang baru masuk ke Indonesia (tracing). “BIN juga bertugas untuk membuat pemodelan terkait puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia,” katanya.

Bentuk partisipasi BIN lainnya adalah melakukan operasi medical intelligence (intelijen medis) berupa melakukan tes usap atau swab test kepada masyarakat di berbagai wilayah, serta melakukan dekontaminasi dan kerjasama dalam pengembangan obat dan vaksin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini