Mata Indonesia, Yogyakarta – Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Korwil DIY, Dani Eko Wiyono menyerukan agar segera terwujudnya kesejahteraan buruh baik formal maupun non formal.
Hal itu diserukannya jelang peringatan Hari Buruh Sedunia atau familiar dikenal sebagai May Day yang akan diperingati pada tanggal 1 Mei esok.
Dani menyampaikan hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
“Hari ini kita masih melihat belum ada upaya yang maksimal untuk mensejahterakan buruh. Baik itu dari sisi formal maupun non formal. Buruh hanya dianggap seorang pekerja, dan sebagai masyarakat biasa,” ungkap Dani melalui keterangan tertulis, Selasa (30/4).
Disebutkan Dani kesejahteraan yang belum tercapai salah satunya masih rendahnya upah. Bahkan beberapa buruh informal juga masih mendapatkan upah di bawah standar.
Selain itu, aduan pelaporan soal nasib buruh juga sering kali masih dianggap sebelah mata. Bahkan diantaranya juga masih banyak yang belum mampu diselesaikan.
“Seperti saat harga sembako naik, buruh juga merasakan dampak yang sama. Harusnya ada perlakuan yang berbeda yang dirumuskan melalui kebijakan di tingkat pemerintah. Bahwa buruh harusnya bisa mendapatkan perlakuan khusus,” terangnya.
Dani menilai bahwa seharusnya buruh mendapatkan perlakuan istimewa yang dirumuskan dalam kebijakan bersama dari tingkat atas.
Selama ini kesejahteraan buruh dari sisi non formal luput dari perhatian pemerintah dan wakil rakyat.
Pendapatan buruh yang jauh dari kata cukup dengan kebutuhan hidup yang serba mahal membuat kesejahteraan buruh sulit untuk tercapai.
“Saya sendiri terus mendorong melalui berbagai forum diskusi dengan pemerintah, bahwa kesejahteraan non formal buruh harus dikerjakan secara serius. Ini bisa menjadi solusi jika UMK (upah minimum kabupaten) tidak bisa ditingkatkan maksimal,” pungkasnya.