Harga Telur Tak Kunjung Turun di Gunungkidul, Pemkab Belum Gelar Operasi Pasar, Ini Penyebabnya

Baca Juga

Mata Indonesia, Gunung Kidul – Meski sudah berjalan sebulan, harga jual telur di Gunungkidul tak kunjung turun. Beberapa pedagang masih menjual dengan harga tinggi di pasaran.

Namun, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul belum mengusulkan operasi pasar guna menjaga stabilitas harga jual di kalangan masyarakat.

Menurut Kelik Yuniantoro, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, harga telur masih relatif tinggi dan saat ini dijual dengan harga sekitar Rp30 ribu per kilogram.

“Beberapa waktu lalu, harga sempat mencapai Rp32 per kilo,” ujar dia melalui keterangannya, Minggu 4 Juni 2023.

Kelik menjelaskan bahwa kenaikan harga telur terjadi sekitar sebulan yang lalu. Meskipun sudah mengalami penurunan, harga masih relatif tinggi karena belum mencapai harga normal.

“Kami terus memantau pergerakan harga di pasaran,” tambahnya.

Ketika ditanya tentang program operasai pasar dengan pengadaan 15 ton telur dari luar daerah, Kelik mengakui masih menunggu petunjuk terkait pelaksanaan operasi pasar di Gunungkidul.

“Belum ada informasi mengenai operasi pasar. Kami terus berkoordinasi untuk mendapatkan kepastian,” katanya.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Retno Utami, Kepala Seksi Distribusi Dinas Perdagangan Gunungkidul. Menurutnya, sudah terjadi penurunan harga, tetapi belum signifikan.

“Biasanya, harga normalnya sekitar Rp27 ribu per kilogram. Saat ini, harga masih di atas harga normal,” jelasnya.

Retno menjelaskan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga jual termasuk harga pakan yang mahal.

“Hal ini tentu berdampak pada biaya produksi, sehingga penyesuaian harga perlu dilakukan saat penjualan,” tambahnya.

Kenaikan harga juga disebabkan oleh fase afkir pada indukan ayam, yang berpengaruh pada tingkat produktivitas karena indukan yang afkir tidak dapat bertelur.

Retno mengakui bahwa dalam pengawasan terhadap produsen, telah dilakukan pergantian dengan indukan baru. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai produksi maksimal masih diperlukan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini