MATA INDONESIA, YOGYAKARTA-Pemerintah pusat melakukan pembahasan terhadap kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite. Pembahasan itu dibenarkan oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin.
“Ini sedang dipikirkan. Jadi masih dalam penggodokan, masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan atau tidak,” katanya.
Dibeberkan oleh Ma’ruf beban subsidi negara atas harga BBM lebih dari Rp500 triliun. Sehingga kenaikan harga BBM dalam rangka upaya agar subsidi bisa terus berlanjut.
“Bagaimana supaya ini berjalan dengan baik. Jadi APBN kita bisa menopang, tapi juga tidak kemudian kita sampai tidak mampu memberikan subsidi, dan ini sudah ditetapkan 2023,” jelasnya
Menanggapi adanya wacana penyesuaian harga BBM jenis Pertalite ini, Ketua Persatuan Becak Motor Yogyakarta (PBMY), Parmin mengatakan bahwa dia dan kelompoknya tidak rela harga pertalite naik.
Parmin mengeluhkan pendapatannya yang minim sementara masih harus dikurangi ongkos membeli BBM.
Parmin memastikan bahwa kenaikan harga pertalite akan menyulitkan anggotanya. Saat ini terhitung, anggota PBMY ada sebanyak 1.700 orang.
“Bentor (becak motor) itu rakyat kecil. Kami tidak setujukalau harga pertalite naik. Pendapatan kami sedikit tapi pengeluaran banyak,” keluh dia, Selasa 23 Agustus 2022.
Parmin membenarkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY telah mencanangkan bentor beralih ke listrik. Tapi jumlah unit yang akan diturukan oleh Pemrov DIY pada Oktober nanti hanya 16 unit saja.
“Semua akan dialihkan ke listrik, tapi harapan kami jangan kredit atau beli. Karena kami kan rakyat miskin,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus mempertimbangkan lagi rencana kenaikan pertalite itu. Pasalnya yang terdampak tidak hanya warga menengah ke bawah, termasuk rakyat kecil lain.
Reporter: Abraar