MATA INDONESIA, NEW YORK – Harga minyak dunia anjlok sekitar enam persen ke level terendah, pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), 18 Juni 2022.
Hal itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral utama dapat memperlambat ekonomi global dan memangkas permintaan energi.
Dolar AS minggu ini naik ke level tertinggi sejak Desember 2002. Hal ini sempat membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Namun pada Sabtu, 18 Juni 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terpangkas USD6,69 atau 5,6 persen menjadi USD113,12 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli berkurang USD8,03 atau 6,8 persen menjadi USD 109,56 per barel.
Itu adalah penutupan terendah untuk Brent sejak 20 Mei dan terendah untuk WTI sejak 12 Mei 2022. Serta merupakan persentase penurunan harian terbesar untuk Brent sejak awal Mei dan terbesar untuk WTI sejak akhir Maret.
Untuk minggu ini, Brent turun untuk pertama kalinya dalam lima minggu, sementara WTI turun untuk pertama kalinya dalam delapan minggu. Tidak akan ada perdagangan AS pada Senin, 20 Juni, karena merupakan hari libur Juneteenth.
Gubernur bank sentral global yang dengan cepat melonggarkan kebijakan moneter selama pandemi untuk menghindari resesi. Kini mereka mulai mengetatkannya untuk memerangi inflasi. Federal Reserve minggu ini menaikkan suku bunga AS paling besar dalam lebih dari seperempat abad.