MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah meyakini jumlah orang miskin tidak akan bertambah meski harga BBM naik. Lantaran pemerintah sudah menggelontorkan bantuan sosial (bansos) untuk melindungi kelompok masyarakat 40 persen.
Pemerintah telah menambah anggaran bansos sebesar Rp 24,17 triliun yang mencakup bantuan langsung tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU), dan bantuan pada angkutan umum, ojek, dan nelayan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan dengan pemberian bansos itu bukan hanya menahan kenaikan jumlah orang miskin. Bahkan malah bisa menurunkan tingkat kemiskinan.
”Sehingga angka kemiskinannya justru enggak naik. Walaupun sudah terjadi kenaikan harga BBM. Kita hitung dengan adanya bansos ini mengakibatkan angka kemiskinan bisa turun sekitar 0,3 persen (tahun ini),” ujarnya, Senin 5 September 2022.
Ia mengatakan, jika tidak ada tambahan bansos tersebut tentu harga BBM naik akan mempengaruhi garis kemiskinan. Sebab kenaikan harga BBM akan menyebabkan terjadinya inflasi yang berimbas pada peningkatan biaya hidup sehingga meningkatkan kemiskinannya.
“Ini yang kemudian kita hitung bersama-sama. Oh ternyata kalau diberikan bansos, kita bisa sama-sama jaga daya beli khususnya yang miskin dan rentan,” kata Febrio.
Ia menjelaskan, bansos yang diberikan pemerintah menyasar masyarakat yang masuk ke dalam golongan desil 1 hingga desil 4. Adapun kelompok orang miskin terdapat di desil 1, maka dengan pemberian bansos hingga desil 4 telah mencakup kelompok masyarakat terbawah.
“Jumlah orang miskin sekarang di 10 persen terbawah, itu desil 1. Jadi orang miskin itu di desil 1. Lalu kita siapkan bantalannya untuk sampai desil 4. Jadi turun dari mana dia ke desil 1? Mungkin enggak dari desil 6 turun ke desil 1? Ya mudah-mudahan gak ada,” ungkap dia.
Sebagai informasi,
- Desil 1 yang merupakan kelompok ekonomi terbawah, yang selama ini menerima bansos. Seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Sembako, dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
- Lalu desil 2 sebagai masyarakat dengan kelas menengah kebawah yang rawan miskin. Masyarakat yang masuk desil 2 selama ini mendapatkan bansos berupa KIP, Program Sembako dan KIS.
- Kemudian desil 3 sebagai masyarakat kelas menengah yang rentan miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Pada desil 3 ini bansos adalah program sembako dan KIS.
- Serta desil 4 sebagai masyarakat yang sudah mampu secara finansial. Tetapi apabila ada goncangan ekonomi menjadikam masyarakat di golongkan ini hampir miskin.