Hanya Sepekan, Korea Utara Sudah Tembakkan Dua Rudal

Baca Juga

MATA INDONESIA, PYONGYANG – Korea Utara kembali menembakkan rudal kedua dalam kurun waktu hanya satu pekan ke Laut Jepang, demikian dilaporkan militer Jepang dan Korea Selatan, melansir Independent, Selasa, 11 Januari 2022.

Militer Korea Selatan mengkonfirmasi peluncuran “proyektil tak dikenal” dari pantai timur Semenanjung Korea pada Selasa (11/1) pagi, waktu setempat. Namun, militer Korea Selatan tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Peluncuran uji terbaru dari proyektik tak dikenal itu datang sehari setelah misi Amerika Serikat (AS) untuk PBB – bersama Albania, Prancis, Irlandia, Jepang, dan Inggris, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk uji coba rudal hipersonik Pyongyang pekan lalu.

Korea Utara melaporkan – melalui kantor berita negaranya KCNA, bahwa pada Rabu (5/1), mereka menembakkan rudal hipersonik dalam peluncuran uji coba yang diklaim telah berhasil mencapai target.

Rudal balistik terbang ke luar angkasa dan jatuh kembali ke Bumi pada lintasan yang curam, sementara rudal hipersonik bergerak menuju sasaran di ketinggian yang lebih rendah tetapi dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara.

Peluncuran rudal pekan lalu adalah yang pertama sejak Oktober tahun lalu, dan terjadi setelah diktator Korea Utara Kim Jong Un mendesak militer untuk membuat lebih banyak kemajuan.

Dalam sumpah Tahun Barunya, Kim berjanji untuk meningkatkan kemampuan militer dalam menghadapi situasi yang tidak pasti yang ditimbulkan oleh diskusi yang terhenti dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengenai topik denuklirisasi.

Rakyat Korea Utara juga berjuang di tengah memburuknya masalah ekonomi, kekurangan pangan, dan krisis listrik yang disebabkan oleh penutupan perbatasan dengan Cina selama pandemi Covid-19.

Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield dalam pernyataannya memperingatkan bahwa Korea Utara meningkatkan aktivitas rudal dengan mengorbankan kesejahteraan rakyat Korea Utara.

Tindakan ini meningkatkan risiko salah perhitungan dan eskalasi dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap stabilitas regional,” kata Linda sambil menyerukan agar Korea Utara kembali ke pembicaraan denuklirisasi yang terhenti.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini