Hanya Butuh 1,5 Jam Saja untuk Membuat Demokrat Porak Poranda

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat 5 Maret 2021 telah menjadi perhatian besar.

Terpilihnya Moeldoko sebagai ketua umum dalam KLB tersebut, membuat para petinggi Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berang. Bahkan, Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai turun gunung.

Uniknya, kubu KLB hanya butuh waktu singkat untuk membuat internal Partai Demokrat bergejolak.

Ya, hanya butuh waktu 1,5 jam saja untuk mendapuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat yang baru, dan mendemisionerkan paksa AHY.

Kongres dimulai sekitar pukul 14.59 WIB, lalu berakhir pada pukul 15.35 WIB dan menetapkan Meoldoko sebagai komando baru partai berlambang mercy ini.

Moeldoko yang tak hadir di lokasi lantas ditelepon oleh pimpinan persidangan untuk dipastikan kesiapannya memimpin Partai hasil KLB tersebut.

Lewat sambungan telepon Moeldoko menyapa para peserta KLB. Dia turut menanyakan beberapa hal sebelum akhirnya menerima amanah.

Terpilihnya Moeldoko, direspons keras SBY melalui pidatonya. Ia menyebut, tangan kanan Presiden Joko Widodo itu sudah melakukan perbuatan tidak terpuji dengan merebut kepemimpinan sah AHY.

“Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral,” kata SBY.

SBY bahkan membawa-bawa institusi TNI atas sikap Moeldoko, yang menurutnya tidak mencerminkan seorang perwira.

“Hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia,” ujar SBY.

“Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu.”

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini