MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Rabu 8 September 2021, pukul 18.00-24.00 WIb, Gunung Merapi di wilayah Yogyakarta terpantau meluncurkan 35 kali guguran lava pijar. Jarak luncur maksimum teramati sejauh 1,5 km.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida seluruhnya mengarah ke barat daya. Kemudian pada Kamis 9 September 2021 dini hari, tepatnya pukul 00.00-06.00 WIB, Merapi kembali meluncurkan guguran lava pijar.
Kali ini sebanyak 11 kali dengan jarak luncur maksimum sejauh 1,5 km dan seluruhnya mengarah ke barat daya. Namun, hingga petang kemarin aktivitas vulkanik Merapi mulai melandai.
Tak teramati adanya erupsi sepanjang periode pengamatan pukul 12.00 hingga 18.00 WIB. Hasil pengamatan meteorologi menunjukkan cuaca di sekitar Merapi adalah berawan.
“Angin bertiup sedang ke arah barat. Suhu udara 17-22° C, kelembaban udara 55-862 %, dan tekanan udara 654-719 mmHg,” ujar Hanik.
Menimbang hasil pengamatan itu status Gunung Merapi saat ini tetap berada di level III atau Siaga.
Adapun potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” bebernya.