Gunung Merapi Alami Penggembungan, Begini Penjelasannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gunung Merapi kini telah mengalami deformasi atau penggembungan, yang diketahui muncul setelah letusan pada 22 Juni 2020 lalu.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, penggembungan ini tercatat 0,5 centimeter per hari.

“Sejak tanggal 22 Juni kemarin sampai sekarang. Jadi penggembungan terjadi setelah erupsi. Sebelum erupsi tidak ada,” kata Hanik, Kamis 9 Juli 2020.

Namun, ia memastikan penggembungan ini belum signifikan, dibanding saat setelah erupsi pada 2006 dan 2010 lalu.

“Erupsi tahun 2010 terjadi penggembungan 120 cm. Rata-rata 30-40 cm perhari,” ujarnya.

Dengan perhitungan penggembungan 0,5 cm perhari, BPPTKG menilai ada dua kemungkinan. Pertama adalah erupsi lebih banyak didominasi gas. Kondisi ini seperti saat erupsi pada Juni 2020 yang lalu. Sementara kemungkinan kedua adalah munculnya kubah lava baru, seperti tahun 2018 lalu.

Dia menambahkan meskipun ada penggembungan namun tidak ada perubahan status Gunung Merapi. Hanik menyebut sejak Mei 2018, Gunung Merapi masih berstatus waspada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini