Mata Indonesia, Jakarta – Masyarakat dihimbau untuk lebih waspadai terhadap dinamika vulkanik yang terjadi pada Gunung anak Krakatau. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangannya menghimbau Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati G. Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah aktif.
Imbauan ini disampaikan berkait dengan terjadinya erupsi Gunung Krakatau pada 23 januari lalu. Gunung yang berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra ini pada senin 23 januari kemarin, teramati erupsi sampai empat kali. Dengan ketinggian abu vulkanik 200-300 meter, atau sekitar 450-an di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 53 mm dan durasi 38 detik.
Alkisah, kemunculan anak gunung Krakatau terlihat mulai pada tahun 1927, sekitar 44 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau. Anak Gunung Krakatau setiap tahunnya diprediksi mengalami pertumbuhan tingginya sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki).
Penambahan tingginya gunung anak Krakatau disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.
(HGP)