MINEWS.ID, JAKARTA – Nama Gories Mere mulai terkenal saat dia memburu Ratu Ekstasi Zarima di Texas, AS, pada 1996 silam karena kedapatan memiliki 29.667 butir ekstasi.
Kisah memburu Zarima sempat menghiasi halaman depan surat kabar nasional kala itu. Sebab, cerita Gories mirip film-film detektif Hollywood. Dia dan timnya harus menyamar dan mengamati sebuah toko pakaian sampai Zarima Mirafsur masuk toko itu dan disergapnya
Pada 2002, Gories yang kala itu memiliki pangkat Kombes senior ditunjuk Kapolri menjadi ketua tim penyidik yang akhirnya menjerat Amrozi Cs. Saat itu Ketua Tim Investigasi Kasus Bom Bali I dipercayakan kepada Irjen Made Mangku Pastika.
Sebelum menjadi Kalakhar BNN, Gories sempat menjadi Penanggung Jawab Sementara Kalakhar BNN yang menggantikan Komjen Pol Made Mangku Pastika yang sedang nonaktif dalam rangka Pilgub Bali 2008
Selain Zarima nama Gories juga identik dengan Densus 88 Anti Teror. Sebab dia adalah perintis pendiriannya pada 2004.
Setelah diresmikan Kapolda Metro Jaya Firman Ghani satuan baru tersebut dipercayakan kepada Tito Karnavian yang waktu itu menyandang pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi.
Soal ancaman, Gories sudah pernah merasakannya pada 2011 saat mendapat kiriman bom buku.
Pada pertengahan tahun 2016, Presiden Jokowi tiba-tiba menunjuk Gories Mere yang menyandang pangkat Komjen (purn) dan Diaz Hendropriyono (anak AM Hendropriyono) menjadi Staf Khusus Presiden. Gories menjadi staf khusus intelijen dan terorisme.