Getol Membuka Kejahatan Stalin, Sejarawan Rusia Dihukum 15 Tahun Penjara

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW  – Kekejaman Joseph Stalin saat masih memerintah Uni Soviet masih teringat sampai sekarang. Pemimpin diktator ini bertanggung jawab atas meninggalnya 15 Juta orang. Hal tersebut ada pada buku “The Great Terror”. Penulisnya Robert Conquest.

Buku ini banyak mengutip sejarawan Rusia, Yury Dmitriev. Ia  merupakan sejarawan terkenal Rusia yang selama berpuluh-puluh tahun mengungkap ribuan korban Stalin melalui pembunuhan yang bermotif politik serta Gulag atau kamp kerja paksa.

Yury lahir di Petrozavodsk, Republik Karelia, dekat Finlandia pada 28 Januari 1956. Pada tahun 1957, sorang anggota militer Uni Soviet mengadopsi Yury sebagai anaknya.

Kepulauan Solovetsky, tempat yang tidak jauh dari tempat kelahiran Dmitriev merupakan lokasi lahirnya Gulag, sebuah lokasi kamp kerja paksa Uni Soviet pada 1930 sampai 1955.

Kamp itu sudah memakan ribuan korban jiwa. Mereka tewas karena mendapat tembakan atau kelelahan karena menggali Selat Laut Putih demi Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) Stalin. Menurut perkiraan resmi, total ada 700.000 korban jiwa saat periode tersebut.

Gulag, kamp kerja paksa di masa Pemerintahan Stalin di Rusia
Gulag, kamp kerja paksa di masa Pemerintahan Stalin di Rusia

Dmitriev yang bekerja sebagai penasihat untuk pemerintah daerah, mendapat akses ke berbagai dokumen dan arsip pada masa pemerintahan Stalin. Dari penelitiannya terhadap dokumen-dokumen tersebut, Dmtriev berhasil menemukan Sandarmokh dan Krasny Bor, dua kamp pembasmian terbesar di Rusia.

Hal tersebut yang mengawali misi Dmitriev untuk menyusun daftar nama para korban jiwa akibat kekejaman Stalin. Ia pun memberikan penghormatan kepada mereka dengan membangun Prasasti Informal yang dananya berasal dari donasi. Karena kepeduliannya, Dmitriev mendapat penghormatan sebagai salah satu akademisi yang paling berkontribusi dalam meneliti penindasan dan pelanggaran HAM selama masa pemerintahan Stalin.

Namun, misi Dmitriev harus terhenti setelah Vladimir Putin menjabat sebagai Presiden Rusia. Putin mulai kurang suka dengan cara Dmitriev yang sering membandingkannya dengan Stalin. Putin juga kurang senang saat Dmitriev tiba-tiba saja menyerangnya di media tentang pencaplokan Krimea oleh Rusia.

Sejak awal berkuasa, Putin berupaya memperbaiki citra Stalin, sosok yang menurutnya adalah ‘Pemimpin Kuat’. Sebagai Presiden, Putih berupaya memulihkan citra Stalin.

Salah satunya pada tahun 2015, tanpa ada riset sejarah, Kantor Berita Pemerintah Rusia tiba-tiba melaporkan bahwa kematian orang-orang Sandormorkh sebenarnya adalah para prajurit Soviet. Pembunuhan itu bukan karena perintah Stalin tapi karena orang-orang Finlandia lah yang membunuh mereka.

Hal ini mendapat kritikan tajam dari berbagai kalangan termasuk Dmitriev. Putin pun tidak senang dengan kritikan ini.

Pada 2016 tiba-tiba saja polisi menangkap dan menahan Yury Dmitriev. Kesalahannya seperti sengaja. Dmitriev dituding sering mengonsumsi Pornografi Anak.

Polisi pun menyita menyita komputer Dmitriev dan menemukan foto-foto telanjang putri angkatnya. Tentu saja tudingan itu dibantah Dmtriev dan keluarganya.

Mereka meyakinkan aparat bahwa foto-foto tersebut digunakan untuk memantau perkembangan bobot tubuh anaknya yang menderita kurang gizi. Pemantauan secara berkala harus dilakukan sebelum berkunjung ke petugas yang berwenang mengevaluasi adopsi anak.

Pada tahun 2018, pengadilan membatalkan dakwaan terhadap Dmitriev. Namun tiba-tiba vonis tidak bersalah itu kembali mentah oleh Pengadilan Tinggi yang membuat Dmitriev kembali ke pengadilan. Kali ini atas tuduhan “Memaksakan Tindakan Seksual Terhadap Anak”. Selama dua tahun persidangan sampai akhirnya pada Juli 2020, pengadilan memvonis Dmitriev dengan hukuman penjara selama 3,5 tahun.

Tidak terima hanya 3,5 tahun, Jaksa penuntut umum mengajukan banding dan meminta pengadilan memberikan hukuman yang lebih berat. Pada September 2020, Dmitriev mendapat hukuman penjara selama 13 tahun. Puncaknya pada 27 Desember 2021, hukuman Dmitriev bertambah menjadi 15 tahun.

Putusan pengadilan yang memenjarakan Dmitriev ini ternyata mendapat kecaman tidak hanya di dalam negeri Rusia tapi dunia internasional. Protes pun berhamburan kepada Pemerintah Rusia. Namun Putin tetap bersikukuh bahwa dakwaan itu sesuai dengan hukum karena kelakuan Dmitriev.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tokoh Masyarakat Apresiasi 100 Hari Pemerintah Berantas Narkoba

JAKARTA — Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapat apresiasi luas dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, terutama dalam...
- Advertisement -

Baca berita yang ini