Gemuruh dan Letusan dari Gunung Berapi Tonga Bak Neraka

Baca Juga

MATA INDONESIA, WELLINGTON – Bencana alam maha dashyat yang menghantam Tonga pada Sabtu (15/1) membuat negara Pasifik tersebut lumpuh. Pembangkit listrik terdampak, bahkan telepon satelit mengalami hambatan, meninggalkan kerabat di Selandia Baru dalam tanda tanya.

Sebuah gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga meletus, memicu peringatan gelombang tsunami setinggi 1,2 meter dan perintah evakuasi di pantai Tonga serta beberapa pulau Pasifik Selatan. Rekaman di media sosial menunjukkan gelombang menghantam rumah-rumah di daerah pesisir.

Internet dan saluran telepon terputus sekitar pukul 18.40. waktu setempat pada Sabtu, meninggalkan 105.000 penduduk di pulau-pulau hampir tidak dapat dihubungi.

Belum ada laporan resmi tentang cedera atau kematian di Tonga meskipun komunikasi terbatas dan kontak belum terjalin dengan daerah pesisir terpencil di luar ibu kota Nuku’alofa dan lebih dekat ke gunung berapi, kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

Tonga, sebuah negara kepulauan dengan sekitar 105.000 penduduk, terletak di 2.383 kilometer (1.481 mil) timur laut Selandia Baru.

“Nuku’alofa tertutup gumpalan tebal debu vulkanik tetapi sebaliknya kondisinya tenang dan stabil. Ada bagian Tonga yang belum kami ketahui… kami hanya belum menjalin komunikasi,” tutur Ardern, melansir Reuters, Senin, 17 Januari 2022.

Gambar satelit menangkap letusan gunung berapi pada hari Sabtu ketika ledakan itu mengirimkan gumpalan asap ke udara dan sekitar 12 mil di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga digelapkan oleh abu.

Kekhawatiran tumbuh di antara komunitas Tonga di Selandia Baru, putus asa untuk melakukan kontak dengan keluarga mereka di rumah. Beberapa gereja mengorganisir doa komunitas di Auckland dan kota-kota lain.

“Kami berdoa Tuhan akan membantu negara kami pada saat yang menyedihkan ini. Kami berharap semua orang aman,” kata Maikeli Atiola, Sekretaris Gereja Wesleyan Tonga di Auckland, Radio Selandia Baru melaporkan.

Ardern mengatakan kabel komunikasi bawah laut utama telah terkena dampak, kemungkinan karena kehilangan daya. Listrik sedang dipulihkan di beberapa daerah di pulau-pulau dan ponsel lokal perlahan mulai bekerja, tambahnya.

Penilaian kerusakan resmi belum tersedia, katanya, tetapi komisi tinggi Selandia Baru di Nuku’alofa telah mengatakan kepadanya bahwa tsunami memiliki dampak yang signifikan di tepi pantai di sisi utara Nuku’alofa, dengan perahu dan batu-batu besar terdampar di pantai. .

“Toko-toko di sepanjang pantai telah rusak dan pembersihan yang signifikan akan diperlukan,” kata Ardern.

Australia mengatakan akan mengirim pesawat pengintai P8 ke Tonga pada Senin (17/1) untuk menilai kerusakan infrastruktur penting seperti jalan, pelabuhan, dan saluran listrik, yang akan menentukan fase berikutnya dari upaya tanggapan.

Gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai telah meletus secara teratur selama beberapa dekade terakhir tetapi letusan pada akhir pekan kemarin begitu keras sehingga penduduk bagian Fiji dan Selandia Baru mengatakan mereka mendengar suara dentuman letusan tersebut.

“Seluruh rumah saya gemetar,” kata Sanya Ruggiero, Konsultan Komunikasi Konsultan yang berbasis di Suva, ibu kota Fiji, sekitar 750 km dari Tonga.

“Pintu-pintu saya, jendela-jendela saya berderak-derak seperti neraka. Dan pintu saya bahkan tidak seburuk yang lain. Ratusan orang berlarian keluar dari rumah mereka,” kata Ruggiero, yang berkonsultasi dengan beberapa badan termasuk PBB.

Gemuruh dan letusan dari gunung berapi terus terdengar sepanjang malam, kata Ruggiero. Ratusan orang dipindahkan ke pusat-pusat evakuasi di Suva. Fiji Airways harus membatalkan semua penerbangannya karena awan abu.

“Ini adalah bencana terburuk yang pernah dialami Tonga dalam ingatan hidup dan pemulihan dari ini akan memakan waktu bertahun-tahun,” kata Ruggiero.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini