MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski jumlah kasus Covid-19 Indonesia masih rendah, Indonesia tetap akan mengalami gelombang ketiga pandemi yang diprediksi akan terjadi antara Desember 2021-Januari 2022.
Hal itu diungkapkan pakar epidemiologi UGM, dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D., menyebutkan bahwa gelombang ketiga Covid-19 adalah sebuah keniscayaan.
“Kemungkinan adanya gelombang Covid-19 berikutnya adalah sebuah keniscayaan. Tinggal pertanyaanya itu kapan terjadi dan seberapa tinggi ini sangat tergantung dengan situasi yang berkembang di masyarakat,” ujarnya yang dikutip Sabtu 23 Oktober 2021.
Riris mengatakan munculnya gelombang Covid-19 ketiga atau gelombang-gelombang berikutnya sangat tergantung pada kondisi di masyarakat.
Situasi yang bisa memicu gelombang Covid-19 ketiga, menurut Riris, adalah mobilitas interaksi sosial dan kepatuhan dalam implementasi 3 M yaitu menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, dan memakai masker.
Riris menegaskan virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 masih terus ada dan tidak sedikit orang yang tidak memiliki kekebalan. Sementara, pada orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19, kekebalan yang didapat pun akan menurun seiring berjalannya waktu.
Menurutnya, selama virusnya masih ada dan bersirkulasi secara global, maka gelombang-gelombang Covid-19 tersebut tetap ada.
Terus berkembangnya varian baru hasil mutasi Virus SARS-Cov-2, maka cakupan vaksinasi harus ditingkatkan terus bahkan hingga 100 persen penduduk.
Riris juga mengingatkan dengan berkembangnya varian Delta cakupan vaksinasi di Indonesia harus bisa mencapai 80 persen penduduknya yaitu sekitar 230 juta orang dalam waktu enam bulan saja.
Hal tersebut sangat sulit dilakukan, jika cakupan vaksinasi itu bisa tercapai kekebalan kelompok hanya bertahan beberapa saat saja dan akan terus berkurang kadarnya.
Maka, cara paling ampuh adalah masyarakat disiplin terus menerapkan protokol kesehatan dan pemerintah memperkuat 3T yaitu testing, tracing dan treatment atau tes-lacak-isolasi/obati.