Gelar Kedua Premier League akan Terasa Lebih Istimewa untuk Liverpool

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pemain Liverpool, Fabinho mengatakan bahwa gelar kedua Premier League akan terasa lebih istimewa dari yang pertama. Sebab hal itu akan membuat The Reds semakin diperhitungkan dan menjadi salah satu bagian dari sejarah sepakbola.

Liverpool mengakhiri penantian panjang, yakni 30 tahun untuk dinobatkan sebagai kampiun Premier League pada musim panas 2020. Tim besutan Brendan Rodgers itu mencatatkan 32 kemenangan dan unggul 18 angka atas Manchester City yang berada di urutan kedua.

“Tim ini akan dikenang, karena seberapa baik kami bermain, kualitas sepakbola kami, dan untuk memenangkan gelar. Tetapi berjuang untuk yang kedua akan membawa kami lebih jauh ke dalam sejarah sepakbola,” kata Fabinho, melansir Sportsmole.

“Itu akan menempatkan kami dengan tim-tim Premier League yang telah memenangkan gelar berturut-turut. Tim seperti Manchester City. Prestasi ini akan menempatkan kami pada level yang lebih tinggi, bersama tim-tim terbaik dalam sejarah Premier League,” sambungnya.

Penampilan The Reds musim ini juga terbilang menawan. Dari 14 pertandingan Premier League yang sudah dimainkan, Liverpool mengemas sembilan kemenangan dan menempatkan mereka di puncak klasemen sementara.

“Mempertimbangkan semua yang telah terjadi musim ini, kesulitan dari tidak adanya fans di stadion, kesibukan dari jadwal pertandingan, dan cedera yang kami alami, itu semua menambah membuat gelar kedua terasa lebih istimewa daripada yang pertama, jika kami bisa melakukannya,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini