Gegara Tiket Mahal, Ada Bandara yang Rugi Rp 3 Miliar Sehari

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Harga tiket pesawat yang terlampau mahal berdampak langsung pada jumlah penumpang yang terus menurun, sehingga pendapatan bandara pun semakin berkurang drastis, bahkan rugi.

Seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, setelah tiket pesawat naik tidak wajar sejak Desember 2018 lalu hingga saat ini, bandara tersebut harus kehilangan pendapatan sekitar Rp 3 miliar setiap hari.

“Ini sejak penumpang sepi akibat harga tiket naik maka pendapatan berkurang,” kata Excecutive General Manager PT Angkasa Pura II, Fahroji di Palembang, Selasa 28 Mei 2019.

Fahroji mengungkap, sebelum harga tiket pesawat membumbung tinggi, jumlah penumpang berkisar antara 12 ribu sampai 15 ribu orang per hari.

Namun, setelah terjadi pelonjakan harga tiket pesawat, penumpang menurun drastis. Bahkan, tercatat hanya sekitar 6.000 orang saja per hari yang terbang melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.

Dengan adanya penurunan jumlah penumpang tersebut maka pendapatan sebelumnya diperkirakan hilang sekitar Rp 3 miliar per bulan.

Meski berkurang belakangan ini, namun diperkirakan lonjakan penumpang akan terjadi saat musim mudik lebaran. Apalagi Kemenhub telah menurunkan tarif batas atas untuk meringankan beban penumpang pesawat udara tersebut.

“Mudah-mudahan arus mudik lebaran Idul Fitri ini jumlah penumpang akan meningkat ditambah dengan penurunan tarif batas atas,” ujar Fahroji.

Dengan adanya arus mudik lebaran maka pendapatan diperkirakan akan bertambah karena umumnya pengguna jasa transportasi udara tersebut meningkat.

Selain itu ada layanan jasa pesawat di SMB II Palembang hingga malam hari sehingga pekerja yang melaksanakan cuti lebaran akan menggunakan angkutan udara tersebut.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini