MATA INDONESIA, JAKARTA-Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo) Handaka Santosa menilai, garmen impor massal dengan harga yang sangat murah yang mematikan industri garmen produk lokal.
“Itu kadang diselundupkan, tidak bayar bea masuk. Berbeda dengan garmen impor bermerek yang memiliki izin dari luar negeri,” ujarnya, Jumat 19 November 2021.
Menurut Handaka, yang harus diawasi dan dibuat aturan adalah barang impor garmen massal yang bisa mematikan pengusaha kecil dan menengah karena menjual harga dengan sangat murah.
“Garmen impor massal ini yang menjadi masalah karena dijual di mana-mana, kemudian mereka masuk secara ilegal sehingga memukul industri garmen lokal,” katanya.
Handaka pun meminta pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan pengenaan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atas produk dan aksesoris pakaian bermerek. Pasalnya, saat ini besaran bea masuk dan pajak terhadap mereka dinilai sangat besar.
“Total sudah 45 persen biaya yang kami keluarkan. Ditambah pada waktu masuk ke mal ada PPN lagi untuk service dan rental 10 persen,” katanya.
 Handaka Santosa menilai, garmen impor massal){kind=link}