MINEWS.ID, JAKARTA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi akhirnya mengalah dan minta maaf atas pernyataan daerah ‘garis keras’ atau hardliner sebab pernyataannya tersebut justru tidak bisa dipahami dengan benar oleh banyak orang. Malah digoreng untuk memecah belah bangsa.
Dia bahkan mengutipkan makna harfiah ‘garis keras’ yang diungkapkannya beberapa hari belakangan. Tetapi dia menyadari tidak semua bisa memahami makna itu dengan benar.
Menurutnya, arti garis keras di dlm literatur “ is an adjective describing a stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise“.
“Arti ini tak bs dicabut krn sdh jd term dlm ilmu politik scr internasional. Tp bg yg salah memahami penggunaan istilah ini sy minta maaf,” begitu Mahfud menegaskan melalui twitternya, Rabu 1 Mei 2019.
Masalah itu menjadi viral digoreng banyak pihak karena Mahfud menyatakan melalui akun twitternya bahwa pada pemilihan presiden tahun ini, pasangan Jokowi-Ma’ruf banyak kalah di daerah-daerah ‘Islam garis keras.’
Namun banyak orang mengartikan Mahfud menuding daerah itu sebagai tempat radikalis, termasuk mantan Wakil Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu.
Maka Mahfud justru “diserang” netizen dan sejumlah tokoh yang memiliki penilaian yang sama.
Sampai-sampai, dosen UII Yogyakarta itu justru dituding ingin membuat pengalihan isu dari kecurangan Pemilu yang juga digaungkan orang-orang tertentu.