MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden AS Donald Trump telah menangguhkan sementara rencana pemblokiran TikTok di negaranya, setelah sempat menuding aplikasi asal Cina itu melakukan pengumpulan data secara ilegal.
Menyambut pembatalan blokir itu, TikTok kini memberi tawaran menggiurkan untuk AS. Aplikasi berbasis video itu berjanji akan menciptakan sebanyak 25 ribu lapangan kerja di Negeri Paman Sam.
Mengutip Reuters, Selasa 22 September 2020, tawaran TikTok ini masih menjadi kontroversi. Pasalnya, janji puluhan ribu lapangan kerja itu dianggap terlalu ambisius dan sulit tercapai.
Target perekrutan yang tinggi akan sulit untuk diwujudkan menurut para ahli. Jumlah yang begitu tinggi menunjukkan ekspektasi untuk pertumbuhan pendapatan besar-besaran pada saat TikTok menghadapi tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut ahli, jika TikTok beroperasi mendekati efisiensi perusahaan internet lain seperti Twitter, mereka perlu menghasilkan pendapatan hingga 19 kali lebih banyak selama beberapa tahun ke depan.
Dan Ives, seorang analis teknologi di Wedbush Securities menilai banyak pekerjaan baru di Amerika yang kemungkinan berada di bidang teknik, moderasi konten, dan peran keamanan, mengingat fokus intens pemerintah AS pada kebijakan privasi data aplikasi.