MINEWS.ID, JAKARTA – Perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia jatuh setiap 17 Agustus. Nah, ternyata tak hanya Indonesia yang merayakan hari ulang tahun kemerdekaan pada hari itu. Di belahan benua Afrika, tepatnya di sebelah barat, Gabon, juga merayakan hal yang sama.
Tak banyak orang tahu dimana negara ini berada. Gabon adalah negara kaya akan mineral yang pertama kali dieksplorasi oleh seorang navigator Portugis bernama Diego Cam di abad ke-15. Pada 1472, orang Portugis sampai di muara sungai Como dan memberi nama tempat tersebut, Rio de Gabao atau Sungai Gabon. Dari situlah nama negara berpenduduk 1 juta lebih itu berasal.
Selang satu abad, bangsa Belanda datang di tahun 1593 dan Prancis tahun 1630. Tahun 1839, Prancis mendirikan permukiman pertama mereka di tepi kiri muara sungai Gabon dan secara bertahap menduduki wilayah tersebut selama paruh kedua abad ke-19.
Wilayah yang diduduki Prancis pada 1888 berubah menjadi republik otonom di dalam negara persemakmuran Uni Prancis. Pada akhirnya, pada 17 Agustus 1960, Gabon memerdekakan diri dari Prancis dengan presiden pertama mereka yaitu Leon M’ba dan Omar Bongo Ondimba sebagai wakil presiden.
Gabon merupakan negara republik dengan sistem presidensial. Presiden menjabat sebagai kepala negara dan memiliki masa jabatan selama 7 tahun. Pada September 2016, petahanan Presiden Ali Bongo terpilih kembali menjadi presiden, setelah melawan sengit penantang utamanya, Jean Ping.
Penduduk di Gabon mencapai 1,9 juta jiwa pada 2016. Dari jumlah itu, sekitar empat perlima populasinya terdiri dari kaum urban, di mana setengahnya tinggal di kota besar, seperti Libreville, Port-Gentil, Franceville, Oyem, dan Moanda. Peta Gabon. (Brittanica)
Port-Gentil adalah pusat industri kayu dan minyak. Sementara, Libreville adalah ibu kota administratif dan pusat komersial.
Penduduk Gabon lainnya tersebar secara luas di ratusan pedesaan, di sepanjang sungai dan jalan. Untuk selama beberapa tahun, sekitar tiga perempatan wilayah negara Gabon sama halnya dengan Indonesia, dipenuhi dengan hutan.