FPI Cs Boikot Film India, Bakal Bakar CD Bollywood di Aksi Selanjutnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tiga organisasi masyarakat Islam yaitu Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama, dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 melakukan aksi bela muslim di India di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) India, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 6 Maret 2020.

Diketahui aksi yang dilakukan sebagai reaksi atasaksi kekerasan terhadap umat Muslim yang ada di India khususnya di Delhi beberapa waktu yang lalu. Dalam orasinya, salah satu orator mengajak massa memboikot film India alias ‘bollywood’.

Ajakan itu diserukan jika tidak ada niat baik dari Kedubes India dalam menyikapi sejumlah tuntutan mereka. Salah satunya adalah, massa meminta pemerintah India menghentikan kekerasan terhadap umat Muslim.

Selain boikot film bollywood, ia juga mengajak massa memboikot berbagai produk buatan India di Indonesia.

“Mulai hari ini jangan nonton film India. Kita boikot semua,” ujar orator dalam demonstrasi.

Selain itu, sang orator juga mengatakan orang India telah mengambil duit orang Islam dengan menjual film India. Ia memerintahkan peserta aksi yang memiliki kepingan compact disc (cd) film Bollywood untuk membawanya di aksi berikutnya buat dibakar secara bersama-sama.

“Yang punya VCD atau CD film India kalau ada aksi berikutnya dibawa kita bakar sama-sama,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini