Facebook Butuh Dana 1 Miliar Dollar untuk Ciptakan Mata Uang Kripto Bernama Libra

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Impian Mimpi Zuckerberg untuk menciptakan sistem transaksi keuangan digital tak lama lagi menjadi kenyataan. Gagasan sebenarnya ini sudah muncul pada tahun 2012.

Mengutip Tech in Asia, Selasa 18 Juni 2019, Facebook merilis buku putih tentang mata uang kripto yang diberi nama Libra. Saat ini, Facebook tengah menguji coba blockchain yang menjadi sistem utama penopang Libra.

Mata uang kripto ini tentunya akan menbantu pengguna untuk bisa membeli barang atau mengirim uang tanpa biaya sepeser pun. Untuk dompet digital Libra, Facebook memiliki opsi untuk bekerja sama dengan pihak ketiga atau menggunakan aplikasi sendiri yang disebut Calibra yang terkoneksi dengan Whatsapp dan Facebook Messenger.

Facebook tidak sendirian dalam mengembangkan Libra. Sebagaimana dilaporkan The Verge, keberadaan Libra akan ditopang oleh konsorsium bernama Libra Association.

Rencananya, Facebook ingin konsorsium ini diisi 100 anggota dan tiap anggota menyumbang dana sebesar US$10 juta, alias dapat menyumbang US$1 miliar. Uang sebanyak itu akan digunakan Facebook untuk menopang kehidupan Libra, mulai dari pengembangan hingga pemasaran.

Setiap perusahaan yang terlibat dalam Libra Association itu, termasuk Facebook memiliki satu hak suara dan memegang kendali node atau menjadi pihak yang ikut memverifikasi transaksi yang terjadi pada Libra. Hingga Juni 2019 ini, tercatat sudah 28 anggota yang bergabung termasuk Visa, Mastercard, Uber, dan Andreessen Horowits.

Kendali node yang hanya dipegang anggota konsorsium ini jelas berbeda jauh dibandingkan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya. Di Bitcoin, node dipegang siapa pun, yang umumnya ialah penambang. Bitcoin, sekitar 10 menit sekali, merilis informasi terkait transaksi terakhirnya.

Rilisan informasi itu tercetak dalam bentuk cryptographic hash, suatu tanda tangan digital unik yang terdiri dari beberapa digit numerik atas suatu data digital.

Penambang Bitcoin, melalui perangkat komputer atau mesin khususnya, diberdayakan oleh Bitcoin untuk menebak nilai input dari cryptographic hash yang dirilis Bitcoin.

Ini dilakukan untuk memvalidasi apakah transaksi Bitcoin yang dilakukan merupakan transaksi sebenarnya ataukah tidak.

Sementara itu, Libra malah meniadakan kerja Bitcoin itu dan seluruh transaksinya hanya dapat diverifikasi anggota konsorsium. Yang unik, Mastercard dan VISA, dua institusi yang dijauhi Bitcoin jadi anggota konsorsium.

Cara kerja konsosrsium ini adalah mempromosikan blockchain berbasis open-source dan platformnya tersebut kepada pelaku usaha, sehingga Libra bisa diterima sebagai alat pembayaran.

Nantinya, akan ada diskon atau rewards bagi pengguna yang menggunakan Libra untuk membeli barang. Facebook juga akan membentuk anak usaha yang disebut Calibra untuk mengatur mata uang kripto itu. Pemisahan ini dinilai juga supaya privasi data pengguna tidak tertukar antara Libra dengan media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram.

Nantinya Facebook bersama perusahaan yang tergabung dalam Libra Association akan mengoptimalisasi dana pengguna yang dibelikan Libra dalam bentuk bunga bank. Facebook mengklaim, keuntungan ini digunakan untuk membuat nilai Libra tetap stabil.

Selain itu, Facebook juga yakin kehadiran mata uang kripto ini akan membantu bisnis utamanya di bidang media sosial, terutama iklan di Facebook dan Instagram.

VP Blockchain Facebook, David Marcus mengatakan bahwa jika aktivitas perdagangan lebih banyak terjadi, maka semakin banyak bisnis kecil yang menjual baik di luar maupun di dalam platform.

“Mereka akan memasang lebih banyak iklan, sehingga itu akan bagus bagi bisnis iklan kami,” kata Marcus. (Krisantus de Rosari Binsasi)

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini