MATA INDONESIA, ANKARA – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki akan meningkatkan hubungan dengan Mesir dan Israel. Pernyataan ini cukup mengejutkan, mengingat dua negara tersebut merupakan pesaing Turki.
Sebelum Turki, empat negara Arab, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko, sepakat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Sebagai bagian dari serangan pesona yang diluncurkan tahun lalu, Turki juga telah bergerak untuk memperbaiki hubungan dengan Mesir dan Arab Saudi. Akan tetapi, pembicaraan itu tidak menghasilkan perbaikan publik yang signifikan.
Awal bulan ini, Presiden Erdogan juga mengadakan panggilan telepon yang jarang terjadi dengan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett. Komunikasi ini terjadi setelah Turki membebaskan pasangan Israel yang ditahan akibat mengambil gambar istana Presiden Erdogan.
Langkah ini serupa dengan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dengan UEA, yang mengarah pada investasi. Sebagaimana diketahui, Turki dan UEA menandatangani perjanjian investasi senilai miliaran USD pada pekan lalu dan Erdogan mengatakan bahwa mereka akan menandai era baru dalam hubungan.
“Mereka (UEA) menyiapkan rencana investasi 10 miliar USD. Dengan menempatkan 10 miliar USD ini pada tempatnya, kami akan membangun masa depan yang sangat berbeda,” kata Erdogan seraya menambahkan bahwa dia akan mengunjungi UEA pada Februari tahun depan.
“Apa pun langkah yang diambil dengan UEA, kami juga akan mengambil langkah serupa dengan yang lain (Israel dan Mesir),” sambungnya, menanggapi pertanyaan tentang hubungan dengan Tel Aviv dan Kairo, melansir Haaretz, Selasa, 30 November 2021.