MATA INDONESIA, BANDUNG – Belum ada wilayah di Indonesia yang layak menerapkan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB). Hal itu diungkapkan epidemiolog Indonesia dari Griffith University Australia, dr Dicky Budiman di Bandung, Selasa 2 Juni 2020.
“Belum ada satu wilayah pun yang siap. Sampai saat ini belum ada kabupaten kota yang siap,” kata Dicky.
Menurut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pedoman pelaksanaan new normal atau AKB. Ada beberapa indikator yang harus dipenuhi jika Kota Bandung akan melaksanakan AKB.
New normal itu bisa diterapkan jika; pertama; dari sisi epidemiologi, angka repoduksi harus di bawah 1, jumlah kasus barunya paling ideal 0.
Kalau mau bertahap minimal berkurang setengahnya, nggak ada kematian akibat Covid19. Itu dari sisi epidemiologi.
Selain itu, seperti dilansir Antara, indikator intervensi juga wajib diperhatikan, seperti cakupan pengetesan penyebaran penyakit, pelacakan penyakit, hingga kesiapan aturan, sarana, dan prasarana.
Cakupan test-nya tidak boleh menurun jumlahnya, minimal sama atau lebih baik jika meningkat dan menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction). Tidak bisa disebutkan bahwa kasus menurun akibat testnya menurun.