MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Tiga polisi Myanmar ‘menyeberang’ ke negara bagian Mizoram di timur laut India guna mencari perlindungan. Tiga polisi ini memilih pergi karena enggan patuhi perintah yang diberikan oleh junta militer Myanmar.
Seorang pejabat polisi India mengatakan, ketiga polisi tersebut melintasi perbatasan dekat kota Vanlaiphai utara pada Rabu (3/3) sore. Sementara pemerintah setempat sedang memeriksa kesehatan mereka dan membuat pengaturan untuk mereka, kata pengawas polisi di distrik Serchhip Mizoram.
“Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari penguasa militer yang tidak dapat mereka patuhi, jadi mereka melarikan diri,” kata Inspektur Stephen Lalrinawma, melansir Reuters, 4 Maret 2021.
“Mereka mengungsi karena aturan militer di Myanmar,” ucapnya.
India berbagi perbatasan darat seluas 1,643 kilometer (1,021) dengan Myanmar –negara di mana lebih dari 50 orang meninggal dunia selama aksi unjuk rasa terhadap kudeta militer pada awal Februari.
India juga menjadi rumah bagi ribuan pengungsi dari Myanmar, termasuk etnis Chin dan Rohingya yang melarikan diri dari negara anggota ASEAN tersebut selama kekerasan yang terjadi sebelum kudeta.
Junta militer menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis dan menahan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi setelah menuduh pemilu yang digelar pada November tahun lalu penuh dengan kecurangan. Diketahui, partai pimpinan Aung San Suu Kyi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang telak, 83 persen.
Hingga saat ini, junta militer atau belum memberi sinyal akan menyerahkan kekuasaan, sementara terus mendapat desakan dari dalam negeri, negara-negara anggota ASEAN, negara-negara Barat, serta PBB. Junta militer justru mengatakan akan menggelar pemilu ulang yang bersih.
“Kami akan menunjukkan demokrasi multi partai yang nyata, dengan keseimbangan dan keadilan. Kami juga menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil, begitu masa ketentuan darurat selesai,” bunyi pernyataan militer Myanmar seperti dilansir dari AFP saat itu.
Selain mengambil alih kekuasaan, militer Myanmar menyatakan keadaan darurat dan menunjuk Wakil Presiden Pertama Myanmar, Myint Swe sebagai Plt Presiden.