Embrio Dinosaurus Berusia 66 Juta Tahun Ditemukan di Cina

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Ini penemuan terlangka dalam sejarah hidup manusia. Sekelompok ilmuwan menemukan embrio dinosaurus di Ganzhou, sebelah selatan Cina.

Penemuan ini memberikan pemahaman baru mengenai hubungan antara dinosaurus dengan burung modern.

Pasalnya embrionya awet secara sempurna dengan posisi “tucking”. Yaitu posisi yang sama dengan burung modern sebelum menetas.

Dr Fion Waisum Ma, seorang ahli paleontologi vertebrata dari Hong Kong mengatakan bahwa posisi tucking menandakan perilaku burung-burung modern sudah ada sejak dahulu.

Penemuan telur ini sebenarnya sudah lama. Tepatnya pada tahun 2000, sekelompok petani menemukan telur ini dan menyerahkannya kepada pemerintah Cina.

Telur ini tertutup rapat oleh tanah yang cukup keras. Saat itu telur hanya tersimpan rapih di museum. Barulah saat ada restorasi Museum Yingliang Stone Nature History Cina, sejumlah ilmuwan baru ngeh, belum ada penelitian mendalam soal telur ini.

Peneliti awalnya menduga kalau di dalam fosil telur tersebut ada embrio dinosaurus. Baru dengan bantuan teknologi, ternyata ada sebuah embrio mati yang perkiraan usianya mencapai 66 juta tahun lalu. Jenis embrio ini adalah dinosaurus theropoda atau Oviraptorosaurus.

Oviraptorosaurus ini adalah dinosaurus berbulu yang tinggal di area Asia dan Amerika Utara pada 66 hingga 100 juta tahun lalu. Nama Oviraptorosaurus ini memiliki arti “Kadal Pencuri Telur”.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa panjang bayi embrio ini dari kepala ke ekor sekitar 27cm. Embrio ini berada dalam sebuah telur yang memiliki ukuran 17 cm.

Dr Waisum Ma mengatakan bahwa penemuan Embrio dinosaurus ini adalah yang terbaik sepanjang sejarah. Selain itu, Prof Steve Brusatte, seorang Paleontolog yang juga merupakan anggota tim peneliti mengatakan bahwa penemuan ini adalah fosil dinosaurus paling cantik yang pernah dilihatnya.

Sekarang, sebagian tubuh dari dinosaurus itu masih tertutup tanah dan dengan teknologi yang ada serta menggunakan teknik pemindaian termutakhir peneliti berharap dapat membuat gambar dari keseluruhan tulang belulang dari dinosaurus ini.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini