Ekspor Produk Otomotif Buatan Indonesia Menunjukkan Tren Positif

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Laju ekspor produk otomotif buatan Indonesia terus menunjukkan tren positif. Sempat terpuruk di 2020, kinerja ekspornya kembali menguat di sepanjang 2021. Dan berlanjut sampai semester pertama 2022.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 15 Juli lalu menunjukkan, di semester I-2022 total ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) dari Indonesia mencapai 198.333 unit. Naik 34,7 persen dari periode yang sama di 2021 sebesar 147.203 unit.

Realisasi ekspor 2021 adalah 294.639 unit. Capaian yang menorehkan kenaikan 26,9 persen dari 2020. Namun, kinerja ekspor pada masa prapandemi 2019 telah mencatatkan rekor 332 ribu unit.

Di pasar ekspor, produsen tak bisa asal main gas-pol memacu ekspor sebesar-besarnya. Pemegang prinsipal yang notabene adalah perusahaan multinasional seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, dan yang lainnya, ikut mengontrol arus ekspor. Agar tak terjadi persaingan yang jor-joran.

Apalagi di era pascapuncak pandemi. Belum semua industri otomotif pulih dari kondisi terpuruk. Yang paling parah kondisinya akan mendapat  kesempatan melakukan ekspor sebagai jalan pemulihan.

”Sebenarnya, kalau ekspor itu selalu terkendali oleh para prinsipal. Melalui kantor-kantor pusat masing-masing agen pemegang merek (APM),” ujar Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo.

Namun pengendalian apa pun, semua prinsipal juga berkomitmen untuk tumbuh. Dan bersaing di antara mereka. Tidak ada yang benar-benar laju ekspornya di rem.

Pada semester 1-2022 ini, Toyota menyalip Daihatsu di jalur pasar ekspor dengan penjualan 64.642 unit. Toyota melesat 105 persen dari ekspor di 2020. Posisi kedua Daihatsu dengan total ekspor 60.168 unit, meningkat 17,3 persen dari semester pertama 2021. Tempat ketiga ada Suzuki yang mengekspor 24.759 unit atau naik 17,1 persen.

Pada posisi keempat ada Mitsubishi Motors dengan total ekspor semester I-2022 sebanyak 20.319 unit. Atau turun 29,5 persen dari periode yang sama 2021. Hyundai masuk ke peringkat lima dengan jumlah ekspor 12.552 unit.

Ekspor mobil utuh CBU Indonesia di semester I-2022 itu sudah pulih, karena sudah melampaui ekspor semester I-2019 yang hanya sekitar 140.000 unit.

Pulihnya pasar ekspor itu berjalan seiring dengan membaiknya pasar otomotif dalam negeri. Situasi ini antara lain oleh pemberlakuan kebijakan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dengan tanggungan dari pemerintah. Kebijakan itu berlangsung Maret sampai Agustus 2021. Pemerintah menanggung 100 persen PPnBM mobil 1.500 cc. Pada September sampai Desember 2021 konsumen mendapatkan diskon 25 persen pajak barang mewah mobil 1.500 cc.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini