MATA INDONESIA, JAKARTA – Masa pandemi tidak membuat para petani Manggis di Indonesia terpuruk. Buktinya, Provinsi Sumatera Barat, Padang berhasil bangkit dengan kembali menggalakan ekspor Manggis untuk mendongkrak perekonomian mereka.
Kepala Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto kepada Mata Indonesia News, mengatakan peningkatan jumlah ekspor manggis ini terlihat pada Januari 2021 di mana pihaknya sudah mensertifikasi ekspor manggis dengan volume sebanyak 547.944,5 kg dengan nilai Rp 32,88 miliar.
Sementara pada Januari 2020 lalu, berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) sertifikasi ekspor manggis yang sudah dilakukan Karantina Pertanian Kelas I Padang sebesar 376.137 kg dengan nilai Rp 16,9 miliar.
“Jadi bila dibandingkan pada bulan yang sama, peningkatan jumlah ekspor buah manggis di Sumbar itu sebesar 45,7 persen,” kata Iswan.
Sedangkan untuk awal bulan Februari 2021 ini, pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang juga telah melakukan pemeriksaan terhadap komoditas manggis yang diekspor ke Cina sebanyak 28.875 kg dengan nilai Rp 1,73 miliar.
“Kita melihat, meski terbatasnya akses transportasi di masa pandemi Covid-19 ini, ternyata tidak menjadi masalah untuk mengekspor manggis,” katanya.
Sementara itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar memaparkan untuk produksi manggis di daerah itu sepanjang tahun 2020 sebesar 54.675 ton. Daerah Kabupaten Limapuluh Kota menjadi daerah terbesar memproduksi manggis yakni sebanyak 20.000 ton lebih, dan diikuti oleh Kota Padang 10.000 ton lebih.
Nah, untuk tahun 2021, Indonesia mengangkut produk ekspor pertanian dari Padang, berupa 33 ton komoditas buah Manggis ke Guangzhou, Cina.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, pengangkutan ekspor komoditas manggis tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Garuda Indonesia dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Khususnya melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan dalam memfasilitasi peningkatan daya saing produk ekspor nasional khususnya hasil pertanian masyarakat lokal.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengatakan ekspor manggis ini dilakukan sebagai langkah awal dalam pemenuhan kebutuhan pasar globa, sehingga secara langsung juga telah mendorong kesuksesan program pemberdayaan masyarakat di Sumatera Barat melalui pemberian bibit manggis yang telah dirintis sejak beberapa tahun silam.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal mengatakan dengan cukup potensial nya komoditi manggis di Sumbar, pihaknya pun terus berupaya melakukan perluasan penanaman bibit manggis, agar produksi bisa digenjot.
“Melihat data 2019 tercatat jumlah tanaman manggis di Sumbar mencapai 1.108.843 batang yang ditanam di atas lahan mencapai 11.000 hektare lebih. Jumlah ini akan terus kita genjot, dengan cara penanaman bibit manggis di sejumlah daerah,” ujarnya.
Dia menjelaskan untuk potensi dan peluang pengembangan tanaman manggis di Sumbar memang cukup besar, baik ditinjau dari potensi lahan, keragaman jenis, maupun dari aspek petani dan teknologi.
Daerah dengan produksi manggis terbesar terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan total produksi di tahun 2020 mencapai 20.696 ton. Lalu juga ada Kota Padang sebesar 10.837 ton, Kabupaten Agam 6.921 ton, Kabupaten Sijunjung 4.550 ton, dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 4.448 ton.