Home News Eks Diktator Korea Selatan, Chun Doo-hwan Tutup Usia

Eks Diktator Korea Selatan, Chun Doo-hwan Tutup Usia

0
439

MATA INDONESIA, SEOUL – Mantan diktator militer Korea Selatan, Chun Doo-hwan meninggal dunia di usia 90 tahun. Namanya melambung ketika ia mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 1979, melansir Euronews, Selasa, 23 November 2021.

Resmi menjadi orang nomor satu di Negeri Ginseng, Chun Doo-hwan memerintah dengan tangan besi selama periode 1980-1988. Pemerintahannya juga terkenal dengan penggunaan penyiksaan terhadap para pembangkang dan pembungkaman kebebasan berbicara.

Chun  Doo-hwanyang lahir di Hapcheon-gun, Korea Selatan, 6 Maret 1931, menekan aksi protes pro-demokrasi selama ia menjadi penguasa militer yang tidak terpilih. Ia bahkan dikenal sebagai ‘Penjagal Gwangju’ karena memerintahkan tindakan keras di kota barat daya tahun 1980.

Korban tewas resmi dari kekerasan Gwangju adalah sebanyak 200 jiwa. Akan tetapi, beberapa organisasi mengatakan bahwa jumlah korban dari tragedy berdarah tersebut bisa mencapai tiga kali lipat.

Chun Doo-hwan memasuki akademi militer untuk pelatihan perwira pada puncak Perang Korea. Ia naik pangkat di bawah pelindung militernya Park Chung-hee, yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 1961.

Ketika Park Chung-hee dibunuh tahun 1979, Chun Doo-hwan mengambil alih penyelidikan pembunuhan sebelum meluncurkan kudeta militernya dua bulan kemudian, mengambil alih Korea Selatan.

Selama kunjungan ke Burma (Myanmar) tahun 1983, agen Korea Utara mencoba membunuhnya dengan meledakkan bom dalam sebuah upacara untuk mengenang Aung San, pahlawan kemerdekaan Myanmar yang terbunuh dan ayah dari Aung San Suu Kyi.

Tahun 1987, demonstrasi besar-besaran melawan rezimnya memaksanya untuk menerima pemulihan demokrasi. Terlepas dari hal itu, rezim militernya membuat pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang kuat dan menjadikan Seoul sebagai tuan rumah Olimpiade 1988.

Chun Doo-hwan mengundurkan diri tahun 1988 setelah sekutu lamanya Roh Tae-woo memenangkan pemilihan. Setelah pemimpin oposisi Kim Young-sam terpilih sebagai presiden tahun 1993, Chun Doo-hwan dituduh melakukan pengkhianatan dan korupsi.

Ia dijatuhi hukuman mati, tetapi hukumannya dikurangi oleh Mahkamah Agung, dan dia diampuni tahun 1997. Selama hidupnya, Chun tidak pernah meminta maaf atas insiden berdarah, Gwangju.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here