MATA INDONESIA, JAKARTA-Angka pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 saat ini tumbuh di angka 3,9 persen. Angka tersebut masih lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia yang optimis tumbuh di kisaran 4,8 persen sampai 5,8 persen.
Ekonom Adrian Panggabean mengatakan melihat kondisi yang ada saat ini, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 mencapai 0,08 persen (yoy). Angka ini naik lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 yang mengalami kontraksi -2,19 persen (yoy).
Hal ini juga didorong pembatasan mobilitas masyarakat di awal tahun hingga Februari. Belum lagi bencana alam seperti banjir yang terjadi di sejumlah wilayah.
“Karena base effect ini, kuartal satu tahun ini tumbuh 0,8 persen secara tahunan, dengan pemberlakukan PSBB sampai awal Februari dan bencana alam banjir dan sebagainya,” kata dia.
Adrian menilai secara umum tahun ini ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan ada dua faktor bersifat mendukung angka pertumbuhan yang lebih tinggi yakni antara lain base effect pola konsumsi masyarakat dan prospek dorongan likuiditas lewat stimulus fiskal.
Sedangkan tiga faktor lainnya bersifat menahan prospek laju pertumbuhan ekonomi. Mulai dari terhambatnya dorongan fiskal pemerintah yang disebabkan tata kelola administratif.
Lalu, kendala mobilitas manusia yang merupakan konsekuensi dari berlanjutnya pandemi Covid-19 dan pengurangan belanja modal (Capex) yang masih berlanjut di tahun ini. Berbagai kendala tersebut bisa teratasi dengan menjaga pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.
Pemerintah juga diminta untuk mengeluarkan kebijakan yang konsisten, komprehensif, detail dan sistematis. Terpenting penanganan pandemi Covid-19 juga perlu diperhatikan.
Dia menambahkan, berbagai kebijakan tersebut juga perlu didukung oleh semua pihak. Agar pandemi dan efeknya perlahan dapat diatasi dan ekonomi Indonesia dapat tumbuh sesuai rencana.