Efek Virus Corona, Turis Cina di Nusa Penida Anjlok 100 Persen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Wabah virus corona berdampak terhadap sektor pariwisata di Indonesia, salah satunya pada kunjungan wisatawan Cina ke Nusa Penida, Bali.

I Putu Darmaya, seorang pelaku pariwisata menyatakan masalah tersebut telah membuat kunjungan wisatawan ke daerahnya anjlok 100 persen.  Akibatnya, saat ini sejumlah akomodasi wisata di Nusa Penida lesu.

Awal Februari ini bahkan sama sekali tidak ada pesanan dari wisatawan Cina. “Kami sudah sangat merasakan dampak Virus Corona. Wisatawan anjlok 100 persen. Usaha kacau semua, padahal selama ini wisatawan Cina yang paling mendominasi pasar akomodasi water sport,” ujar Darmaya, mengutip cnnindonesia.com, Jumat 31 Januari 2020.

Ia mengatakan kalau saja Virus Corona tidak mewabah, seharusnya para pelaku wisata di Nusa Penida panen. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Imlek merupakan puncak kunjungan wisatawan Cina.

Pada kondisi tersebut biasanya akomodasi wisata yang ia kelola, dikunjungi lebih dari 1.000 wisatawan per hari. Sejak wabah Corona merebak, wisatawan rame-rame membatalkan kunjungan mereka.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan, turis yang datang ke Bali setiap tahunnya rata-rata berada di angka 6,3 juta orang. Dari angka tersebut, 20 persen atau sekitar 1.260.000 orang adalah wisatawan Cina.

“Saat Imlek pada 25 Januari 2020 lalu, kedatangan wisatawan Tiongkok menurun hingga 50 persen,” ujarnya.

Ia mengatakan, dengan kondisi ini, diperlukan wisatawan dari negara lain untuk mengimbangi turunnya wisatawan Tiongkok. Pihaknya saat ini sedang berupaya menggenjot kunjungan dari Australia, Eropa, India, hingga Amerika Utara.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini